"Kau pasti sembuh, Octavian."
Octavian juga menggenggam kedua lengan temannya, "Terima kasih, kawan -- kawan. Sudah membawaku yang menyusahkan ini. Semoga saja Yesus benar -- benar bisa menyembuhkanku."
"Diamlah, Octavian, jangan gelisah. Jangan banyak omong. Lihat di depan sana, orang semakin banyak." ujar Filipus.
"Benar, semakin banyak orang." sambut Sosteus.
"Jangan lewat situ, kawan, jalan sudah tertutup."
Ketiga orang tercekat dengan ucapan itu, yang kemudian mengambil salah satu ujung tandu. "Kita lewat sini."
"Alurim! Dari mana saja kau?"
"Aku sudah datang lebih dulu. Sudah kuramalkan keramaian ini. Aku menduga Limfonos bisa mengisi posisiku, dan ternyata benar. Sebagai gantinya sedari tadi aku mencari -- cari jalan kosong. Mari, kawan."
Ketiga orang itu pun mengikuti tuntunan Alurim. Namun naas jalan yang dituju Alurim pun sudah tertutup.
"Sial, di sini pun sudah tertutup. Limfonos, tolong pegang ini dulu, aku mau mencari jalan. Luar biasa."
Sementara Alurim menghilang di balik kerumunan, Sosteus berdecak kagum melihat orang -- orang yang semakin bertambah dari seluruh penjuru kota Kapernaum.