Gedoran pintu semakin kencang.
"Baiklah, aku akan menikmatinya sendiri jika kau tidak ingin. Sebentar lagi, Dewa Agni akan menunjukkan kekuatannya kepadaku." Ia lanjut berjalan ke teras selatan.
Omong kosong.
Sebuah bunyi yang amat besar dan memekakkan telinga tiba - tiba hadir di indera pendengaran Rakai Pikatan. Disusul oleh bunyi kedua dan ketiga. Ia cepat -- cepat melangkah menuju teras selatan. Bunyi pukulan di pintu sudah tidak terdengar lagi. Pemandangan ajaib tersaji di hadapan Rakai Pikatan dan Pramawisastra. Sang bupati tersenyum.
Gunung Merapi meletus dengan dahsyat.
Cerita lengkap dapat disaksikan di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H