Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perang Sriwijaya - Medang [Novel Nusa Antara]

1 April 2020   08:38 Diperbarui: 1 April 2020   08:39 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udayaditya tersenyum kecut. Terlalu mencintai seni. Hingga menjadi bias.

"Baiklah, kawan -- kawan, aku mohon diri dulu. Kutunggu kalian disini begitu aku kembali dari tanah Jawa. Jangan pergi kemana -- mana."

"Tentu saja, pangeran."

Udayaditya melambaikan tangan kepada sahabat -- sahabatnya. Kencana Dharta tersenyum manis dan mengacung -- acungkan kapal di tangan kanannya. Ia melangkah menaiki tangga kapal untuk bertemu dengan sang panglima.

Tepat di tengah -- tengah tangga kapal, Udayaditya melayangkan pandangan ke kanan dan kirinya. Kapal -- kapal besar berlayar kuning menghiasi dermaga Pelabuhan Musi. Hampir keseluruhan memiliki layar kecil di atas layar besarnya. Di salah satu ujung Udayaditya menyaksikan beberapa kapal memiliki warna kuning yang berbeda dari yang lain. Warna kuning layar terlihat pucat, dikelilingi oleh warna coklat kemerahan. Seperti sebuah bingkai. Jelas itu bukan kapal dari Palembang. Indragiri Hilirkah? Aku tidak tahu.

Awak kapal dan para prajurit yang hilir mudik mempersiapkan keberangkatan kapal menjadi pemandangan Udayaditya di atas geladak. Seseorang berkepala botak dan berotot besar sedang menarik jangkar dari samping kapal. Sebentar lagi kami akan berangkat.

Seseorang bertubuh tinggi menghampiri Udayaditya dari belakang. Kini ia hapal nama sang pemilik tubuh. Angga Gunadharma. Vijayasastra mengikuti Angga Gunadharma dari belakang.

"Selamat pagi, pangeran. Siap untuk berangkat?"

Pertanyaan klasik. Udayaditya tersenyum tipis.

"Tentu saja, Angga. Aku siap."

"Kita akan berangkat sebentar lagi. Kurang lebih ada lima puluh kapal dengan tiga puluh ribu prajurit akan berlayar menuju selatan Pulau Jawa." Vijayasastra ikut berkomentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun