Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lohgawe 2 [Novel Nusa Antara]

30 Desember 2018   14:45 Diperbarui: 30 Desember 2018   15:17 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Raja Kediri sekarang adalah Sri Kameswara dengan putra penerus kerajaan Kertajaya. Kotaraja kerajaan adalah Kahuripan, namun karena berbagai masalah kotaraja kerajaan berpindah ke Daha, terlebih setelah mereka berperang dengan saudara mereka sendiri Kerajaan Janggala. Semboyan kerajaan adalah Kediri jaya, Kediri menang. Simbol kerajaan adalah manusia berkepala gajah. Aku tidak tahu siapa saja para pejabat istana. Mohon maaf kawan, hanya itulah yang aku dapat berikan."

Ken Arok menatap tajam ke arah Lohgawe, yang membuatnya bergidik ketakutan, "Berapa banyak jumlah kabupaten di Kerajaan Kediri? Jawab pertanyaan ini dan kau lulus sebagai penasihatku. Berapa?"

Orang yang ditanya bergidik ngeri. Ia menghitung dengan tangannya berapa jumlah kabupaten Kerajaan Kediri. "Empat belas, kawan Arok."

"Sebutkan!"

"Kahuripan, Daha, Tamulang, Hujang Galuh, Panataran, Tumapel, Lumajang, Blambangan, Pasuruhan, Malwapati, Tuban, Ngurawan, Wengker."

Ken Arok menatap Lohgawe, "Kau kurang satu kabupaten. Argopuro."

Ah. Aku melupakan satu kabupaten di bawah kaki Gunung Argopuro.

Kini Lohgawe teringat mengapa ia pingsan di Pasar Remuk kemarin setelah mendengar nama Ken Arok. Orang ini memiliki reputasi hebat. Ia terkenal di antara preman pasar. Seorang anak buangan, yang lahir dari rumah bordil, mampu meniti karir hingga menjadi ajudan seorang bupati di Tumapel. Sungguh aneh jika seseorang mengaku memiliki kehidupan pasar namun tidak pernah mendengar nama Ken Arok. Sekarang aku bersiap untuk dihabisi olehnya.

"Baiklah, sekarang kau menjadi penasihatku. Hanya, jangan macam -- macam seperti tadi." jelas Ken Arok.

Jawaban Ken Arok membuatnya kaget. Aku lulus ujiannya? Wah, nyaris saja. Lohgawe mengelus dada tanda lega. Namun sesuatu mengganjal di hatinya.

Aku yang diculik olehnya. Ia yang memaksaku. Kini aku yang berminat menjadi penasihatnya? Apakah ini semua hanya permainannya agar aku ingin menjadi penasihatnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun