Lohgawe membentangkan tangannya dan mendapat jawaban "YA!" dari seluruh kumpulan. Seluruh kumpulan Ken Arok mendengarnya penuh antusias. Ternyata orang -- orang ini setia kawan. Ayo Lohgawe, naikkan tingkatannya.
"Aku dapat mewujudkannya. Hanya saja ini butuh bantuan dari teman -- teman semua. Percayakah kalian kepadaku? Jangankan menjadi bupati, aku akan jadikan ia menjadi raja Kediri!" Lohgawe mengakhiri dengan kalimat seru dan diikuti oleh sorakan para preman.
Hanya sang pemimpinlah yang tidak ikut berseru dan tindakannya selanjutnya mengagetkan Lohgawe.
"Cukup! Hentikan semua ini! Semuanya, kembali ke tempat masing -- masing. Kita lanjutkan laju kelana sore nanti saat pasar hendak tutup. Cukup untuk sekarang. Bubar kalian!" seru Ken Arok.
Seluruh pasukan Ken Arok terkejut melihat kelakuan pemimpin mereka namun mematuhi perintah yang diberikan, menyisakan Ken Arok dan Lohgawe di tengah -- tengah halaman gubuk. Lohgawe melirik ketakutan. Adakah tindakanku yang tidak berkenan? Ia memberanikan diri bertanya, "Engkau tidak menyukainya, kawan?"
Ken Arok memandang Lohgawe sejenak lalu membelakanginya, "Aku bahkan belum memperbolehkanmu menjadi penasihatku."
Apa -- apaan orang ini.
"Tapi, kawan Arok, bukankah engkau yang menawariku menjadi penasihatmu di Pasar Remuk kemarin?" Lohgawe memastikan. Bahkan sampai menculik pula.
"Ya, tapi dari tindakanmu kini itu semua terlihat seperti omong kosong saja. Kau seperti orang yang hanya pandai merangkai kata dan membangkitkan perasaan orang. Aku merasa seperti dibohongi." jelas Ken Arok.
Ketahuan. Apa pun yang terjadi, oh Whisnu, terimalah nyawa hambamu ini.
"Aku ingin mencoba mengetahui tingkat pengetahuanmu. Jika kau melewati ujian ini, aku akan mengangkatmu menjadi penasihatku. Sebutkan raja Kediri sekarang, kotaraja kerajaan, simbol kerajaan, semboyan kerajaan, mahapatih kerajaan, panglima pasukan, penglima angkatan laut, penasihat kerajaan." Ia berhenti sebentar dan menambahkan, "Berapa jumlah kabupaten Kerajaan Kediri?"