Tempat untuk mengambil bagasi cukup luas dan nyaman. Beberapa petugas bandara berada di sana untuk memberikan informasi pagi wisatawan.Â
Pada area luar yang dibatasi dinding kaca yang luas, beberapa sopir taxi menawarkan jasa untuk mengantarkan ke tujuan. Harga sewa taxi dari Bandara Mali sebesar 75 ribu rupiah per penumpang. Kalau sewa ojek, harganya lebih murah sedikit, 50 ribu rupiah.
 Mungkin perlu pengawasan dari instansi terkait untuk menyamakan harga yang wajar untuk pengantaran penumpang pada jarak tertentu, karena tidak menggunakan argo atau aplikasi apapun. Cukup rasa percaya dan sukarela saja.
Sayangnya, aku lupa meminta kuitansi resmi dari Pak Sopir taxi.
Pohon beringin yang unik
Perjalanan dari bandara ke hotel butuh waktu 15 menit. Jaraknya cukup dekat, sekitar tujuh atau delapan kilometer saja. Jalanan yang mulus dan telah dihotmix membuat perjalananku lebih terasa menyenangkan.Â
Aroma laut yang kuat menyusup pelan ke dalam mobil yang jendelanya terbuka sedikit. Warna buih putih yang pecah di pantai sangat menarik untuk dilihat. Bagus untuk relaksasi setelah jenuh dengan tekanan pekerjaan.
Tiba di hotel, Pak Yus, narahubung kami dari Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, telah menunggu. Setelah menitipkan koper dan lain-lain di hotel, Â dilanjutkan dengan sowan ke Dinas Pariwisata.Â
Persis di dekat pagar Dinas Pariwisata yang terletak di Jalan Dr. Sutomo nomor 33 Kalabahi, terdapat sebuah pohon beringin. Sekilas mirip pohon trambesi.Â
Pohon beringin yang unik dan cantik, dengan dahan yang kokoh menaungi siapa saja yang melintas di bawahnya. Menurut Pak Yus, pohon itu hanya boleh dirapikan dahan dan rantingya, sehingga kerapian dan tampilannya tetap terjaga.
Ayam kampung yang gurih
Setelah sowan, tujuan berikutnya adalah mengisi kampung tengah yang mulai menuntut perhatian ekstra. Sebuah rumah makan sederhana, RM Happy menjadi tujuan berikutnya.