Setiap jalan di kota ini mengandung jejak-jejak kenangan, menceritakan kisah-kisah masa lalu yang tak akan pernah pudar. Kota ini adalah buku hidup yang tiap sudutnya adalah halaman berharga yang merekam sejarah dan cinta yang mengalir dalam waktu .... (NN)Â
Hari ini, untuk kesekian kalinya, aku menjejakkan kaki di atas kotamu. Kota yang pernah menyambutmu dan menghidupkan kenangan di dalamnya.Â
Belum pernah aku merasa sesedih ini ketika aku akhirnya diajak kembali ke sebuah cerita yang melibatkan kamu di dalamnya.Â
Burung besi dengan baling-baling itu akhirnya mengantarku pagi ini. Â Menerjang kencangnya angin yang bertiup di landasan pacu Bandara El Tari Kupang. Penumpang tidak terlalu padat, jadi aku tidak kesulitan menempatkan barang bawaanku di kabin pesawat.Â
Untuk perempuan seperti aku, mau sesingkat apapun perjalanannya, isi koper tetaplah sama, lengkap dengan obat-obatan untuk menjaga daya tahan tubuh dan untuk pertolongan pertama saat masuk angin.Â
Setengah berdebar aku memanjatkan doa, agar perjalanan hari ini aman dan cuacanya bagus.
Bandara cantik dengan arsitektur menarik
Satu jam kemudian, pramugari mengumumkan bahwa pesawat yang membawaku akan tiba di Bandara Mali, Kabupatan Alor. Â Ah, menyebut nama kotamu saja, membersitkan rasa rindu yang dalam.
Bandara cantik dengan arsitektur menawan didominasi oleh warna coklat yang kontras dengan birunya langit. Â Bangunan lama di depan bangunan baru, masih berdiri tegak.Â
Tempat untuk mengambil bagasi cukup luas dan nyaman. Beberapa petugas bandara berada di sana untuk memberikan informasi pagi wisatawan.Â
Pada area luar yang dibatasi dinding kaca yang luas, beberapa sopir taxi menawarkan jasa untuk mengantarkan ke tujuan. Harga sewa taxi dari Bandara Mali sebesar 75 ribu rupiah per penumpang. Kalau sewa ojek, harganya lebih murah sedikit, 50 ribu rupiah.
 Mungkin perlu pengawasan dari instansi terkait untuk menyamakan harga yang wajar untuk pengantaran penumpang pada jarak tertentu, karena tidak menggunakan argo atau aplikasi apapun. Cukup rasa percaya dan sukarela saja.
Sayangnya, aku lupa meminta kuitansi resmi dari Pak Sopir taxi.
Pohon beringin yang unik
Perjalanan dari bandara ke hotel butuh waktu 15 menit. Jaraknya cukup dekat, sekitar tujuh atau delapan kilometer saja. Jalanan yang mulus dan telah dihotmix membuat perjalananku lebih terasa menyenangkan.Â
Aroma laut yang kuat menyusup pelan ke dalam mobil yang jendelanya terbuka sedikit. Warna buih putih yang pecah di pantai sangat menarik untuk dilihat. Bagus untuk relaksasi setelah jenuh dengan tekanan pekerjaan.
Tiba di hotel, Pak Yus, narahubung kami dari Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, telah menunggu. Setelah menitipkan koper dan lain-lain di hotel, Â dilanjutkan dengan sowan ke Dinas Pariwisata.Â
Persis di dekat pagar Dinas Pariwisata yang terletak di Jalan Dr. Sutomo nomor 33 Kalabahi, terdapat sebuah pohon beringin. Sekilas mirip pohon trambesi.Â
Pohon beringin yang unik dan cantik, dengan dahan yang kokoh menaungi siapa saja yang melintas di bawahnya. Menurut Pak Yus, pohon itu hanya boleh dirapikan dahan dan rantingya, sehingga kerapian dan tampilannya tetap terjaga.
Ayam kampung yang gurih
Setelah sowan, tujuan berikutnya adalah mengisi kampung tengah yang mulai menuntut perhatian ekstra. Sebuah rumah makan sederhana, RM Happy menjadi tujuan berikutnya.
Aku meminta menu sop ayam kampung, seperti kesukaanmu. Sayangnya pemilik rumah makan tidak menyediakan menu tersebut untuk hari ini.Â
Akhirnya, lalapan ayam kampung tak bisa ditepis. Ternyata rasanya tidak mengecewakan. Bagian paha ayam dengan tekstur yang lembut dan bumbu yang membaur dalam rasa aslinya, ludes dalam sekejap.
Sambal tomat segar dengan sedikit rasa manis menjadi pelengkap lalapan yang dihidangkan. Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan setiap potongan terong ungu, irisan pepaya rebus, daun singkong rebus dan potongan tempe goreng.
Rasa ayam yang gurih, sambal yang manis, potongan tempe goreng dan terong ungu yang nikmat, mengirimkan sinyalnya ke otak. Rasa kantuk mulai menggoda. Bayangan kasur hotel yang empuk mulai menari-nari.
Perjalanan hari ini, baru saja dimulai. Masih ada kisah tentang kue rambut, kenari, kampung adat, tenunan dan destinasi wisata eksotis yang menunggu.
Akankah kamu hadir di mimpi siangku hari ini?
Kalabahi, Alor, Â 7 Agustus 2023
Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H