Mohon tunggu...
Dimar Pamekas
Dimar Pamekas Mohon Tunggu... -

Hanya seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ilusi / Fakta

8 September 2010   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin aku harus menghubunginya sekarang, sekedar bercakap-cakap, mengobrol untuk mengenyahkan firasat tidak enak ini dari pikiranku. Aku segera merogoh HP dari saku celanaku, tapi belum juga disentuh, HP itu sudah berbunyi.

Ada telepon?

“Halo, San?”

“Ini siapa?”

“I-ini.. ini aku, Cecil, a-adik Jessica!”

“Ada apa? Apa ada sesuatu?”

Nada suara Cecil di telepon jelas-jelas terdengar panik. Mendadak, firasat itu makin mencengkram dadaku dan jantungku berdegup kencang. Sangat kencang.

“I-ini.. ini gawat, San!! Je-jes-jessica..”

“Ada apa dengan Jess? Kenapa suaramu terdengar panik begitu??”

“Di-dia…”

Semua yang ada di sekelilingku terasa hilang, terserap dalam kegelapan. HP-ku jatuh dengan begitu saja saat aku termenung, tidak percaya apa yang terjadi. Perlahan-lahan, air mata menetes dari mataku sebelum akhirnya mengalir deras. Aku terduduk lemas, dan meratap. Ratapan yang makin merobek-robek hatiku, menjadi kepingan-kepingan yang berserakan dan takkan pernah bisa kuambil dan kususun kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun