Mohon tunggu...
Humaniora

Relasi Beras dan Kursi dalam Karya Hunger Inc

17 November 2015   20:10 Diperbarui: 18 November 2015   20:34 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

M A K N A

Parodi Bulog

Parodi Bulog adalah impresi yang akan langsung kita dapatkan ketika melihat karya instalasi ini. Logogram Hunger inc. yang terang-terangan mencomot desain logo Bulog dimaksudkan untuk membuat orang langsung memahami latar belakang dan konteks instalasi Hunger inc.

Dilansir oleh Tempo.com, pada tanggal 14 Agustus 2015, terjadi penggrebekan kasus raskin (beras untuk rakyat miskin) di Cibinong, Bogor. Raskin yang seharusnya disalurkan oleh Bulog ke rakyat  miskin, justru dioplos dan diselewengkan demi kepentingan ekonomi pihak-pihak tertentu. Sebelumnya, pada tanggal 30 Juni di tahun yang sama, kepala desa Bunten Barat, Sukaryadi, dilaporkan atas kasus dugaan penggelapan bantuan beras miskin tahun 2012-2014. Tempo juga melansir bahwa 400 ribu ron raskin tidak sampai pada sasaran pada tahun 2010, sementara trendnya terus meningkat dari tahun 2004-2010. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi kesenjangan realisasi raskin di lapangan.

Bulog yang bertugas menyalurkan raskin kepada rakyat yang membutuhkan, tentunya menjadi aktor utama yang patut dipersalahkan dalam kasus penyelewangan ini. Oleh karena itu, Elia dan Fajar memarodikan Bulog menjadi Hunger inc. yang artinya ‘Perusahaan (Pencipta) Kelaparan’ (tidak bisa secara harfiah diterjemahkan menjadi ‘Perusahaan Kelaparan’). Sumber dana raskin yang berasal dari rakyat untuk kemudian seharusnya kembali disalurkan kepada rakyat yang membutuhkan, justru diselewengkan oleh oknum-oknum yang berkuasa sehingga menyebabkan defisit dalam neraca distribusi raskin. Defisit tersebutlah yang disebut “kelaparan”, karena penyelewengan tersebut berarti terampasnya hak masyarakat miskin untuk terhindar dari kelaparan.

Hunger inc. mencoba mendekonstruksikan Bulog dalam format parodi. Bulog yang selama ini dipandang sebagai suatu instutisi penyalur beras bagi rakyat miskin, dirombak maknanya oleh Elia dan Fajar menjadi suatu instansi yang justru menciptakan kelaparan atau merampas hak sebagian rakyat miskin untuk terhindar dari kelaparan.  Simbol tangan berwarna oranye dengan formasi ruji-ruji lingkaran yang selama ini melekat dengan Bulog, didekonstruksi dan dilabeli ulang dengan nama Hunger inc., sesuai dengan realitas yag ditangkap oleh kedua perupanya.

Logo Hunger inc.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, logo Hunger inc. dapat dikatakan hampir persis dengan logo Bulog; delapan buah telapak tangan menengadah berwarna oranye dengan formasi menyerupai ruji-ruji lingkaran atau bilah-bilah kipas angin beserta tulisan sans serif Hunger inc berwarna biru donker di bawahnya. Logogram Hunger inc. (dan juga Bulog) menunjukkan telapak tangan manusia yang terbuka ke berbagai arah dengan arah tangan mengikuti pola jarum jam.

Asumsi gerakan ke kanan mengikuti arah jarum jam tersebut muncul ketika kita menilik kembali bagaimana proses memberi-menerima terjadi; ketika ada permintaan/kebutuhan, maka saat itu akan ada alasan bagi orang untuk memberi. Dengan titik awal tangan menuju ke atas (menunjuk angka 12, dalam arah jarum jam), maka gerakan tangan yang akan terlihat adalah menengadah (meminta/membutuhkan) dulu, barulah kemudian gerakan tangan menjadi menelungkup (memberi).

Dalam konteks logo Bulog, hal tersebut dapat dimaknai sebagai ‘perputaran’; raskin yang dananya diperoleh dari pajak dari rakyat yang kemudian akan didistribusikan lagi kepada rakyat yang membutuhkan. Simbol tangan digunakan untuk menggambarkan tindakan memberi dan menerima.

Namun, dalam konteks Hunger inc., ‘perputaran’ ke arah kanan (searah jarum jam) tersebut mengarah kepada kursi yang diletakkan di sebelah kanan. Terdapat beberapa makna yang kemudian muncul dari hal tersebut. Pertama, sebenarnya selama ini Bulog justru memiliki kecenderungan untuk menguntungkan orang-orang yang memiliki kekuasaan, terutama yang terkait dengan Bulog, secara ekonomi. Hal tersebut terbukti dari maraknya penyelewengan raskin yang ironisnya justru dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang mendistribusikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun