Gaya komunikasi agresif (menyerang, menyalahkan, memerintah dan memaki) maupun pasif (pendiam, silent treatment) tidak akan mampu menyampaikan pesan secara efektif. Gaya komunikasi asertif sangat ideal untuk semua kalangan termasuk para senior.Â
Beberapa langkah komunikasi asertif:
- Sampaikan faktanya dan tidak menghakimi
Semisal ketika Anda kesal dengan bawahan karena hampir telat memberikan laporan, tanpa memarahi Anda bisa sampaikan,
"Slamet, besok adalah deadline saya memberikan presentasi tentang hasil penjualan kita bulan lalu. Karena kamu baru menyelesaikan laporan sekarang, saya jadinya cuma punya waktu sehari untuk memeriksa laporan. Mulai bulan depan berikan laporan kepada saya 3 hari lebih awal ya!"
- Menggunakan "i" Statement atau Kata "saya"
Ketika Anda menggunakan kata "Kamu" atau "Anda", maka terkesan Anda sedang menyerang lawan bicara. Sebagai contoh ada bawahan Anda yang terlambat datang ke kantor. Alih-alih memarahinya dengan mengatakan,
"Kamu bagaimana sih jadi karyawan kok sering terlambat, memangnya ini perusahaan nenek moyangmu!!!"
Anda bisa menggantinya dengan kalimat berikut,
"Saya adalah orang yang tidak suka melihat orang lain menyia-nyiakan waktu seperti datang terlambat ke kantor, oleh karena itu silahkan besok datang ke kantor lebih pagi!"
- Mendengarkan dan Bertanya
Dua hal ini sangat penting untuk dilakukan. Anda harus banyak mendengarkan apa yang disampaikan bawahan bukannya terus-menerus memberikan perintah. Kadangkala bawahan sedang mengalami kendala, atau bisa jadi bawahan memberikan saran buat Anda, maka dengarkanlah mereka.
Tanyakan juga apa yang bisa Anda berikan atau bantu buat mereka. Dengan begitu semangat kerjasama dapat terbangun dengan baik di tim Anda.
- Melatih Bahasa Tubuh dan Nada Bicara
Posisikan tubuh Anda dengan penuh percaya diri saat berkomunikasi misalnya berdiri atau duduk tegap serta menatap mata lawan bicara.Â