Kamu akan menjadi pribadi yang jauh lebih jernih dalam merespon kondisi lingkungan sekitar. Tidak mudah terpengaruh dengan keadaan-keadaan negatif yang datangnya dari luar.Â
Meskipun memaafkan pada umumnya adalah perkara yang sulit dilakukan apalagi untuk kesalahan yang amat mendalam, bukan berarti kita harus menjadi pribadi yang pelit maaf.
Faktor terbesar yang menjadikan orang sulit memaafkan adalah bercampurnya pikiran/logika dengan kesadaran. Ketika seseorang sulit memaafkan berarti pikiran/logika sedang menguasainya.
Orang yang dikuasai oleh pikiran/logika seringkali merasa kecewa, marah, dan terikat dengan masa lalu. Dia juga cemas, takut dan ragu akan masa depan.
Pikiran/logika tidak membawa seseorang menikmati momen saat ini. Yang ada hanyalah kekecewaan, kecemasan, kemarahan, ketakutan dan keraguan. Padahal ia sebetulnya'sadar'Â bahwa semua rasa itu tidaklah berguna.
Namun karena belum terpisahnya antara pikiran/logika dengan kesadaran, akhirnya membuat seseorang tidak mampu menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
Jikalau seseorang mampu memisahkan kesadaran dengan logika/pikiran, maka tentunya ia akan benar-benar menyadari mana yang baik dan mana yang buruk untuk hidupnya.
Apakah kamu bersedia memaafkan kesalahan orang lain, seberapa pun besarnya kesalahan orang tersebut?
Untuk menjawabnya, kamu harus memisahkan pikiran/logika dengan kesadaran. Kalau pakai pikiran/logika jawabnya akan begini.