1. Isra Miraj menjadi ujian keimanan bagi umat Muslim.Â
Peristiwa isra miraj tidak akan mampu dipahami dengan menggunakan Otak jasmani kita. Akal pikiran dan logika tidak mungkin bisa menjangkaunya.
Oleh sebab itu diperlukan kelapangan dalam berpikir dan keluasan dalam meyakini. Apalagi saat ini sains modern ternyata lambat laun sudah bisa memberikan penjelasan meskipun tidak langsung, namun secara eksplisit mampu menggerus mereka yang tidak percaya dan yang ragu-ragu.
Tinjauan fisika modern ternyata bisa menjawab semua keraguan. Begini penjelasan sederhananya, alam semesta termasuk kita manusia tersusun dari materi.
Sedangkan manusia sendiri tersusun dari satuan-satuan utama yang sangat kecil dinamakan sel. Jumlahnya sekitar 390 milyar. Sel tubuh ini tidak sama, baik bentuk, besar, maupun fungsinya. Sel-sel ini tidak terpisah satu sama lain, tetapi hidup dalam organisasi yang harmonis.
Jika dilihat dari penyusunnya, maka berbagai macam sel itu tersusun dari molekul-molekul. Baik yang sederhana maupun molekul yang kompleks. Mulai dari H2O sampai pada molekul asam amino atau proteir kompleks lainnya.Â
Dan jika dicermati, maka molekul itu juga tersusun dari bagian-bagian yang lebih kecil disebut atom. Dan atom ini pun tersusun dari partikel-partikel sub atomik seperti: proton, neutron, elektron, dan sebagainya.
Dengan bantuan dan atas seijin Allah Swt, Tuhan pemilik semesta alam semua materi dapat berubah wujud melalui proses tertentu.Â
Salah satu ‘skenario rekonstruksi’ untuk menjelaskan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materi.Â
Dan jika materi dipertemukan atau direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bakal lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gama.
Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir, bahwa jika ada partikel proton dipertemukan dengan antiproton, atau elektron dengan positron sebagai antielektronnya, maka kedua pasangan partikel tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gama.