Tentunya hal ini menimbulkan kemarahan pada Qobil yang boleh jadi merasa bahwa Qurban nya lah yang sepatutnya diterima; bahkan sampai mengancam untuk membunuh saudaranya (Habil).
{Dia (Qabil) berkata, "Sungguh, aku pasti membunuhmu!"}
Namun landasan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang kokoh membuat Habil tidak terpengaruh ataupun gentar terhadap ancaman saudaranya bahkan menyampaikan pesan yang sangat mendalam sebagaimana disajikan dalam QS. Al-Ma'idah[5]:27-28
.
{Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa. Sungguh, jika engkau menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam."}
Â
"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."
QS. Al-Hajj[22]:37
3. Pembelajaran Keikhlasan dari Ibunda Hajar:
Dalam buku 'Shohh Qoshoshil Anbiy' yang ditulis oleh Syaikh Salim bin Ied al-Hiladi, bahwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam membawa isteri tercintanya Ibunda Hajar 'alaihissalam dan puteranya Ismail 'alaihissalaam menuju Makkah; ketika itu Hajar 'alaihassalam masih dalam keadaan menyusui puteranya Ismail 'alaihissalam.