Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pembelajaran Keikhlasan Ibadah Qurban

29 Juni 2023   13:06 Diperbarui: 29 Juni 2023   13:09 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khatib: Dr. Ir. H.  Kiagus Muhammad Hasanuddin Thoyieb, MM  (Dok. pribadi)

  KUTBAH IDUL ADHA 1444H  Masjid Baiturrahman  Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP) RW 06  Keluarhan Dukuh Kramatjati Jakarta Timur Kamis, 29 Juni 2023 / 10 Dzulhijah 1444 Hijriah . Khatib: Dr. Ir. H.  Kiagus Muhammad Hasanuddin Thoyieb, MM

Hadirin yang dirahmati Allah,

Mari kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia tidak terhingga banyaknya yang telah Allah anugerahkan untuk kita semua; serta sholawat dan salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Pada pagi hari ini hanya atas izin dan rahmat Allah kita diberikan lagi kesempatan melanjutkan perjalanan kehidupan di alam dunia yang sangat fana ini beserta nikmat sehat wal afiat, rezeki, keamanan, kebahagiaan serta keleluasaan dalam menjalani kehidupan keluarga, masyarakat, berbangsa dan negara;

Syukur kita kepada Allah terutama atas nikmat Iman dan Islam sehingga kita dapat menjalani kehidupan ini penuh makna sebagai makhluk ciptaan Allah yang membawa misi sebagai khalifah di muka bumi serta rahmatan lil 'alamiin memberikan manfaat bagi sesama dan semesta sebagaimana firman Allah:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi."

QS. Al-Baqarah[2]:30

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

QS. Al-Anbiya'[21]:107

Hadirin yang dirahmati Allah,

Saat ini saudara-saudara kita jama'ah haji, tamu-tamu Allah yang berasal dari seluruh penjuru dunia, sedang menyempurnakan ibadah hajinya dengan melaksanakan amalan-amalan ibadah yang merupakan rukun, wajib maupun sunnah setelah diawali melaksanakan Ihrom dan wuquf di padang Arofah;

Maha Benar Allah yang telah memerintahkan untuk mengumandangkan haji dan menyatakan bahwa manusia akan berbondong-bondong datang dari seluruh penjuru dengan menggunakan berbagai cara untuk melaksanakan ibadah haji meskipun menggunakan 'unta yang kurus'

Kita menyaksikan tua-muda, miskin-kaya, pemimpin-rakyat jelata, berbagai suku-bangsa, warna kulit dan bahasa telah dipilih dan diberikan kesempatan berhimpun di padang Arafah tahun ini, melaksanakan wuquf, melakukan muhasabah dan mengenal hakikat keberadaan diri dihadapan Allah SWT.

Inilah keadilan yang Allah tunjukkan dihadapan kita semua, Allah Maha Kuasa dan Maha Menentukan. Semua berlangsung hanya atas izin dan rahmat Allah; betapa banyak manusia yang memiliki tubuh yang sehat-kuat, harta melimpah, kesempatan ada namun belum melaksanakan haji; namun sebaliknya ada pula manusia yang dalam pandangan manusia tidak mungkin ternyata bisa melaksanakannya. Allahu Akbar.

{Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.}

QS. Al-Hajj[22]:27

Ibadah haji bukan hanya sekedar kegiatan ritual atau ibadah fisik, namun didalamnya terkandung banyak hikmah dan makna, sebagai bekal dan pedoman dalam mengarungi samudera kehidupan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat;

Jamaah Shalat Ied Adha Masjid Baiturrahman (Dok. pribadi)
Jamaah Shalat Ied Adha Masjid Baiturrahman (Dok. pribadi)

Pernyataan Allah dalam ayat 190 surah Ali-Imran bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta bergulirnya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang yang berfikir (ulil Albab); yaitu mereka yang senantiasa mengingat dan berdzikir kepada Allah dalam setiap situasi dan kondisi yang digambarkan dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring.

Ulil Albab tidak melihat segala sesuatu  diseputarnya atau yang berlaku dalam kehidupannya hanya dengan menggunakan mata-kepala, namun melakukan olah dzikir dan fikir agar bisa memaknai seutuhnya.

Sehingga dengan olah dzikir dan olah fikir inilah menghantarkan mereka pada suatu kesimpulan bahwa tiada sesuatu pun yang berlaku dalam kehidupan ini sia-sia melainkan semuanya sudah diatur, direncanakan dan diawasi penciptaannya oleh Allah SWT.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada peristiwa Haji dan Qurban banyak skali pesan penuh hikmah yang bisa kita petik dan merefleksikannya dalam kehidupan sehari dalam konteks hubungan vertikal kepada Allah SWT maupun dalam hubungan sesama manusia dan alam semesta.

Melalui nama dan kisah para Nabi dan Rosul diantaranya kisah Nabi Adam AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, Ibunda Hajar AS dan Nabi Muhammad SAW Allah mengajarkan bagaimana para Nabi dan Rosul tersebut menyikapi setiap persoalan yang dihadapinya dengan berlandaskan tuntunan dan mencari keridhoan Allah.

Demikian pula pada setiap tempat dan wilayah yang dikunjungi serta aktivitas yang dilakukan pada saat melaksanakan ibadah haji terdapat simbol atau jendela yang apabila kita buka satu persatu mengandung makna dan kesakralan luar biasa seperti Kota Makkah, Mina, Padang Arofah, Muzdalifah, Bukit Shofa, Bukit Marwah; Masjidil Haram, Ka'bah al-Mukarromah, Hijir Ismail, Maqom Ibrahim, Multazam, Hajarul Aswad, Sumur ZamZam dan lain-lainya; demikian pula kegiatan mengenakan pakaian Ihrom, Wuquf di Padang Arofah, bermalam di Muzdalifah, Thawwaf, Sa'i dan Tahallul, Melontar jumrah; semuanya mengandung makna.

Allah SWT berfirman dalam surah Yusuf QS 12:111

"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal.

Demikian pula pada hewan, Allah menanamkan pesan Nya; sebagaimana termaktub dalam surah al-Mu'minuun QS 23:21:

 

{Dan sesungguhnya pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu.}

Jama'ah Sholat Idul Adha yg dirahmati Allah,

Pada perintah melaksanakan Ibadah Haji dan melaksanakan Qurban sebagaimana termaktub didalam al-Qur'an yaitu

{Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.}

QS. Al-Baqarah[2]:196

"Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)."

QS. Al-Kausar[108]:2

Sangat erat hubungannya dengan apa yang berlaku dalam kehidupan keluarga Nabi Ibrahim 'alaihissalam yaitu bersama isterinya Siti Hajar 'alaihassalaam dan puteranya Ismail 'alaihissalam.

Melalui kisah keluarga Ibrahim Allah mengajarkan keikhlasan yaitu melaksanakan segala sesuatu hanya berlandaskan mencari keridhoan Allah SWT.

Oleh karena itu sepatutnya kita menelusuri pesan tentang keikhlasan ini yang Allah ajarkan kepada kita semua sebagaimana terdapat didalam al-Qur'an.

1. Keikhlasan Malaikat ketika Sujud kepada Adam:             

Pada awalnya para malaikat protes ketika Allah mengumumkan akan menciptakan (manusia sebagai) Khalifah di muka bumi;

Dalam pandangan Malaikat manusia hanya akan menimbulkan kerusakan dimuka bumi dan pertumpahan darah; sementara malaikat senantiasa bertasbih, bertahmid dan mensucikan Allah;

{Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?"} (QS 2:30)

Namun Allah menjawabnya  :

"Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS 2:30)

Atas pernyataan Allah yang diikuti pembelajaran yang Allah berikan kepada Adam mengenai nama-nama, maka malaikat menyadari keterbatasan ilmu yang dimilikinya seraya menyatakan:

{"Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami  ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana."} (QS 2:32)

Atas pemahaman inilah ketika Allah memerintahkan Malaikat untuk  sujud kepada Adam; malaikat pun segera sujud kecuali iblis yang menolak dan menyombongkan diri.

 

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir."

QS. Al-Baqarah[2]:34

Kerendahan hati dan kesantunan Malaikat serta keta'atannya kepada Allah telah memuliakan dan menyelamatkan nya dari keterusiran syurga yang dialami Iblis.

2. Keikhlasan Putera Nabi Adam: 

Dalam kisah paling tua tentang pelaksanaan Qurban, Allah abadikan dalam kisah kedua putera Nabi Adam yaitu Habil dan Qobil; betapa keikhlasan dan ketaqwaan salah satu dari keduanya (Habil) telah menjadikan qurban nya diterima sedangkan qurban saudaranya (Qobil) tidak diterima.

"Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima.

Tentunya hal ini menimbulkan kemarahan pada Qobil yang boleh jadi merasa bahwa Qurban nya lah yang sepatutnya diterima; bahkan sampai mengancam untuk membunuh saudaranya (Habil).

{Dia (Qabil) berkata, "Sungguh, aku pasti membunuhmu!"}

Namun landasan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang kokoh membuat Habil tidak terpengaruh ataupun gentar terhadap ancaman saudaranya bahkan menyampaikan pesan yang sangat mendalam sebagaimana disajikan dalam QS. Al-Ma'idah[5]:27-28

.

{Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa. Sungguh, jika engkau menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam."}

 

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."

QS. Al-Hajj[22]:37

Jamaah Shalat Ied Adha 1444 H (Dok. pribadi)
Jamaah Shalat Ied Adha 1444 H (Dok. pribadi)

3. Pembelajaran Keikhlasan dari Ibunda Hajar:

Dalam buku 'Shohh Qoshoshil Anbiy' yang ditulis oleh Syaikh Salim bin Ied al-Hiladi, bahwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam membawa isteri tercintanya Ibunda Hajar 'alaihissalam dan puteranya Ismail 'alaihissalaam menuju Makkah; ketika itu Hajar 'alaihassalam masih dalam keadaan menyusui puteranya Ismail 'alaihissalam.

Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang nantinya dibangun Baitullah disitu tepatnya dibawah sebuah pohon besar yang berada diatas bakal sumur ZamZam, yaitu dibagian atas bakal lokasi Masjidil Haram. Pada saat itu tidak ada seorangpun disana dan tidak ada pula sumber air.

Ibrahim meninggalkan keduanya disana dan meletakkan disisi mereka sebuah perabot dapur yang didalamnya terdapat kurma dan bejana air.

Ketika Ibrahim 'Alaihissalam akan meninggalkan Ibunda Hajar, ibunda Hajar mengejarnya seraya berkata : "Wahai Ibrahim, kemana kah engkau hendak pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami sedangkan di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula makanan apapun?".

Ibunda Hajar berulangkali mengatakan nya namun Ibrahim tidak menoleh sama skali; hingga akhirnya Ibunda Hajar bertanya kepadanya:

"Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?"

Maka dijawab dengan tegas oleh Ibrahim "YA".

Mendengar jawaban tersebut maka Ibunda Hajar berkata:

"Bila demikian, kami tidak akan disia-siakan".

Setelah itu Ibunda Hajar kembali; Nabi Ibrahim pun melanjutkan perjalanannya.

Maasyaa Allah, pembelajaran keikhlasan yang luarbiasa kita dapati pada diri Ibunda Hajar; keta'atan kepada suami yang dilandasi keta'atan serta keyakinan kepada Allah SWT, Allah tidak akan menyia-nyiakan dirinya bersama puteranya.

Disinilah kita mendapati betapa Ibunda Hajar senantiasa berada dalam pertolongan dan perlindungan Allah;

Perjuangan untuk menyelamatkan puteranya dengan mendaki bukit Shofa dan Marwa serta berlari tiada henti diantara keduanya seraya bermohon kepada Allah sehingga kemudian mendapatkan mata air ZamZam untuk  puteranya, Nabi Ismail AS.

Kecintaan dan keridhoan Allah kepadanya telah menjadikan lintasan yang dilaluinya sebagai lintasan Sa'i yang menjadi salah satu rukun haji dan Umroh.

"Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi'ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui."

QS. Al-Baqarah[2]:158

4. Pembelajaran dari keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail:

Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar dikaruniakan kepadanya seorang anak yang sholeh.

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.""

QS. As-Saffat[37]:100

Allah pun mengabulkan permintaanya dengan mengabarkan berita gembira bahwa akan dianugerahkan baginya seorang anak yang santun dan sabar;

"Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail)."

QS. As-Saffat[37]:101

Namun setelah anak itu (Ismail) mencapai usia baligh Allah memberikan ujian kepada Ibrahim melalui mimpi kepada untuk menyembelih puteranya Ismail; bisa dibayangkan betapa beratnya cobaan yang dihadapi Ibrahim. Meskipun sangat yakin akan kebenaran mimpinya Ibrahim tidak serta merta melaksanakannya, melainkan terlebih dahulu meminta pendapat Ismail, sungguh luarbiasa kesabaran Ibrahim sebagai seorang ayah sangat menghargai pendapat dan hak  anaknya;

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?"

Pada saat yang sama kita mendapati pula kemuliaan akhlak puteranya Ismail, betapa ketika mendengarkan apa yang disampaikan ayahandanya Ibrahim begitu ikhlasnya menerima perintah tersebut dengan ungkapan nya yang begitu indah sebagaimana Allah abadikan dalam QS as-Shoffat 37:102

Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.""

QS. As-Saffat[37]:102

Maka keduanyapun bersepakat dan mantab hati untuk melaksanakannya; namun Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tidak mungkin Allah akan menzalimi hamba Nya, apalagi hamba Nya yang beriman, sehingga Allah pun menetapkan keputusan Nya; dengan memanggil Ibrahim dan mengganti Ismail dengan tebusannya berupa seekor domba;

{Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.}

QS. As-Saffat[37]:103-107)

Atas ketulus-ikhlasan Ibrahim dengan keteguhan iman dan senantiasa berbuat baik dalam kehidupannya maka Allah telah menganugerahkan karunia yang banyak berupa keselamatan, kesejahteraan, pujian dan keteladanan, do'a yang dikabulkan serta anak keturunan yang istimewa yang terpilih menjadi Nabi dan Rosul sesudahnya.

{Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang  datang kemudian, Selamat sejahtera bagi Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.}

QS. As-Saffat[37]:108-112

Demikianlah Allah telah memberikan serangkaian ujian keimanan yang luarbiasa kepada Nabi Ibrahim;

Kesabaran dan keikhlasan Nabi Ibrahim untuk senantiasa mendapatkan keridhoan Allah telah membuatnya lulus dari semua ujian tersebut; pada puncaknya lulus pula  dalam ujian apakah ia lebih mencintai puteranya Ismail yang sudah lama didambanya ataukah mengikuti perintah Allah yang telah menciptakan dirinya dan puteranya Nabi Ismail.

IDr. Ir. Kiagus Muhammad Hasanuddin Thoyieb MM (Dok. pribadi)
IDr. Ir. Kiagus Muhammad Hasanuddin Thoyieb MM (Dok. pribadi)

Profil Dr. Ir. Kiagus Muhammad Hasanuddin Thoyieb MM.

Tempat/Tgl Lahir: Muara Kelingi Sumatera Selatan

20 Agustus 1958 / 5 Shafar 1378 H.

Alamat : Bintaro Jaya - Tangerang Selatan

Status Keluarga : 1.3.7

PENDIDIKAN:

  • -Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (1969)
  • -Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (1972)
  • -Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadyah (1975)
  • -S1 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya (1981)
  • -S2 Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya (1996)
  • -S3 Fakultas Ilmu Tafsir Al-Qur'an Universitas PTIQ Jakarta (2022)

PENGALAMAN PEKERJAAN:

  • -Engineering Staf PT. Pupuk Sriwijaya (Persero) 1981-1982
  • -PT. Pupuk Iskandar Muda (Persero) 1982-2005; Jabatan terakhir sebagai Assistant to President Director.
  • -Public Relation Director PT. Arga Bangun Bangsa / ESQ Leadership Center 2005-2018
  • -Advisor PT. Paragon Technology & Innovation 2019
  • -Wakil Rektor Universitas Dian Nusantara 2019-sekarang

AKTIVITAS SOSIAL:

  • -Ketua Dewan Penasihat Masjid al-Hidayah Bintaro Jaya
  • -Founder NBO (Ngaji Bareng Online)
  • -Ketua Dewan Pembina Yayasan NBO
  • -Anggota Pusat Dakwah PAB MUI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun