"Teluk Bayur, dong."
"Ya, ya...."
Dia tertawa.
"Ini zaman Now."
"Pinokio, kan?"
Dia mendelik.
"Kita jalan, yuk."
Iis menghabiskan sisa minumannya. Glek. Lehernya yang bening seperti kulihat minuman pekat itu: capuchino.Mengalir.
Kami pun berjalan menuju Atas. Beberapa orang dengan aktivitasnya. Banyak yang bermain, dan melakukan aksi. Jalan itu seperti panggung teater bagi mereka.
"Eh, Banggg ...!"
Dia sadar, dan berbalik. Karena aku berhenti mendadak.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!