Gong terdengar. Sebagai pementasan akan dimulai. Desol pun menepuk punggung Helda. Dan ia segera memberi tanda kepada para pemain yang akan muncul lebih dulu.
Musik terdengar.
Helda menarik nafas dalam-dalam. Ia teringat perbincangan semalam dengan tetangganya yang sudah almarhum. Yatmi yang dikebumikan di kampung halamannya, di kota kecil di Jawa Tengah. Ia meninggal karena dihabisi lelaki langganan yang pernah diceritakan oleh Yatmi kepadanya. Meski tak disebutkan siapa dan namanya.
“Aku sesungguhnya suka dengannya. Tapi, ia kuketahui ternyata suami dari temenku, Ay. Itu yang tak bisa kuterima, Mbak Hel.”
Helda mengibaskan tangan sendiriteringat perbincangan itu. Dan ia berkonsentrasi untuk berperan sebagai Mucikari.
Gong. Pementasan berakhir.
“Permainan Hel ... kuat sekali,” uji Gintini di belakang panggung ketika menyambut Helda turun dari panggung.
“Terima kasih.”
“Kalau tak keberatan, aku mengantar Mbak Hel....”
“Oh ....”
“Aku bawa motor. Biasa.”