Ternyata tidak hanya Ngesti yang mengagumi kepandaian Henny. Karena beberapa orang mengerubuti gadis berkulit putih dengan duduk beralaskan koran itu. Henny sendiri tampak tak terganggu. Terus mencorat-caret kertas dan sesekali mengamati keraton yang tampak indah dan nyaman pada siang itu.
“Amazing…!” sebuah seruan meluncur.
Henny menoleh. Dan ia tersenyum ke arah wanita berkulit putih dan berambut kecokelatan. Ia berkacamata dan bertopi lebar.
“Thank you ….”
Turis itu pun mengacungkan jempol.
“Are you artist?”
“No. Just … iseng.”
“What iseng.”
“Mmm … not serious. Im student, Mom.”
Wanita bule itu menganguk-angguk dan menyalami Henny.
“Maybe better if you …yeah, study … art, painting.”