“Iya ….iya….”
“Iya, apa?”
“Katanya, mau ketemuan …..”
Sticker berkedip-kedip pun muncul.
Sesungguhnya, aku belum pernah ketemu langsung dengan Mer pemilik bibir merah itu. Walau ia konon pernah kuliah di kampus yang sama denganku.
“Ini nomor hape-ku …!”
“Sudah tahu, Te es sayang ….”
Ini mesti ulah Ragil. Dasar. Eh, tapi benarlah. Aku mesti menjalani ini semua. Dengan ketemuan sama Mer.
Sepanjang jalan menuju taman yang berserak di Bandung, kami memilih sebuah taman ….bukan Taman Jomblo di bawah jembatan Pasopati. Di situ kelewat terbuka. Aku ingin yang rada-rada rindang. Sepi, tepatnya.
Jleb!
Dari jarak sekitar dua belas meter, kami saling pandang di keremangan lampu mercury. Setelah sama-sama berhenti.