Aku terjengkang. Bluk. Jatuh ke lantai bukan porselen atau keramik. Tegel tiga puluh tahun lalu. Di mana aku masih punya penghasilan hebat. Ketika awal-awal berkeluarga. Belum muncul Jum atau Ri.
Aku memejamkan mata. Hanya karena mencorongnya matahari lewat lubang atap, langsung mendarat di kedua mataku yang belum kumandikan. Aku merasa silau. Dan tak menemukan Tuhan di sana.
“Sialaaaan ...!”
***
Angkasapuri, sehari menjelang puasa Ramadan 16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!