Mohon tunggu...
Tety
Tety Mohon Tunggu... Human Resources - emak-emak

hobinya jalan-jalan dan menghayal

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Arwah Gunung Pancar

2 Juli 2024   11:44 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:19 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab 6: Akibat

Saat fajar menyingsing, udara menjadi tenang dan tenang. Akhirnya arwah Ki Sapu Jagad berhasil dikalahkan, energi gelapnya meluruh ke eter. Gunung itu terasa lebih ringan, seolah beban berat telah terangkat.

Lelah namun menang, Dewi kembali ke lapangan. Ratu Amangku Bumi muncul kembali, ekspresinya tenang.

"Kamu melakukannya dengan baik, Nak. Gunung ini damai," katanya.

Dewi membungkuk dalam-dalam. "Terima kasih atas bimbinganmu."

Ratu Amangku Bumi tersenyum. "Ingat, beberapa rahasia dimaksudkan untuk dihormati. Pergilah dengan damai, dan semoga perjalananmu diberkati."

Bab 7: Pelepasan

Saat Dewi dan Ratu Amangku Bumi berdiri di lapangan terbuka, tanah di bawah mereka mulai berkilauan dengan cahaya redup dan halus. Makhluk halus yang terperangkap ilmu hitam Ki Sapu Jagad mulai bermunculan, wajahnya terukir rasa lega dan syukur. Mereka adalah jiwa para pengelana yang tersesat, penduduk kuno, dan penjaga gunung, yang akhirnya terbebas dari siksaan mereka.

Satu demi satu arwah mendekati Dewi, wujud hantu mereka disinari cahaya fajar pertama. Mereka membisikkan ucapan syukur dan berkah, suara mereka bagaikan gemerisik dedaunan yang tertiup angin. Di antara mereka ada seorang gadis muda, matanya bersinar karena kegembiraan.

"Terima kasih," bisiknya, wujudnya berkedip-kedip seperti nyala lilin. "Kamu telah memberi kami kedamaian."

Dewi merasakan air mata menggenang di matanya. Dia tidak hanya mengakhiri kehadiran jahat tetapi juga melepaskan jiwa-jiwa yang terjebak dari penderitaan mereka. Dia merasakan kepuasan dan kedamaian yang mendalam menyelimuti dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun