Semakin tinggi mereka mendaki, perasaan tidak nyaman semakin dirasakan Dewi. Udara semakin sejuk, dan kanopi pepohonan yang lebat menimbulkan bayangan panjang yang seolah-olah bergerak sendiri. Namun, dia terus melanjutkan, didorong oleh rasa ingin tahunya.
Bab 3: Pertemuan
Saat senja tiba, mereka mencapai tempat terbuka terpencil di dekat salah satu sumber air panas. Pak Tatang menyarankan agar mereka mendirikan kemah di sana untuk bermalam. Dewi setuju, dan setelah makan sederhana, mereka duduk di sana. Dewi menyalakan dupa dan meletakkan bunga di dekat mata air, sebagai tanda penghormatan kepada roh.
Malam itu sunyi senyap, yang ada hanya suara gemerisik dedaunan yang sesekali terdengar. Dewi terbaring terjaga di tendanya, mendengarkan keheningan. Tiba-tiba, dia mendengar dengungan samar, seperti melodi di kejauhan yang terbawa angin. Dia duduk, berusaha mendengar.
Karena penasaran, Dewi pun keluar dari tendanya. Senandungnya semakin keras, membimbingnya menuju mata air. Saat dia mendekat, dia melihat sosok samar bercahaya di tepi air. Itu adalah seorang wanita dengan pakaian tradisional Jawa, rambut panjangnya tergerai seperti sungai yang gelap.
Jantung Dewi berdebar kencang, namun ia memaksakan diri untuk tetap tenang. "Ratu Amangku Bumi?" dia berbisik.
Sosok itu menoleh, matanya bertemu dengan mata Dewi. Ada kesedihan mendalam di tatapannya. "Mengapa kamu datang ke sini, Nak?" roh itu bertanya, suaranya lembut dan merdu.
"Saya berusaha memahami kebenaran di balik legenda tersebut," jawab Dewi dengan suara bergetar.
Ratu Amangku Bumi mengangguk pelan. "Kebenaran tidak selalu seperti yang terlihat. Gunung ini menyimpan banyak rahasia, beberapa di antaranya sebaiknya dibiarkan saja."
Bab 4: Wahyu
Selama beberapa hari berikutnya, Dewi mengalami serangkaian penglihatan dan pertemuan aneh. Dia melihat sekilas masa lalu gunung itu, pemandangan ritual dan upacara kuno. Ia mengetahui tentang seorang dukun sakti yang pernah tinggal di gunung tersebut, bernama Ki Sapu Jagad. Dia memiliki kekuatan dan pengetahuan yang besar, namun keinginannya akan keabadian telah membawanya ke jalan yang gelap.