Dalam penglihatannya, Dewi melihat Ki Sapu Jagad melakukan ritual terlarang, berusaha mengikat jiwanya ke gunung. Roh-roh di daratan telah melawan, menjebaknya dalam keadaan antara hidup dan mati. Kehadirannya yang jahat telah mencemari gunung tersebut, menyebabkan kejadian-kejadian aneh dan hilangnya orang-orang tersebut.
Dewi menyadari bahwa roh Ki Sapu Jagad masih aktif, berusaha melarikan diri dari penjara abadinya. Makhluk halus lainnya, termasuk Ratu Amangku Bumi, berjuang untuk menahannya.
Bab 5: Konfrontasi
Bertekad untuk membantu, Dewi berkonsultasi dengan Pak Tatang dan Sari, meminta bimbingan mereka. Mereka melakukan ritual pembersihan tradisional, memanggil roh-roh baik hati di gunung untuk meminta perlindungan. Dewi tahu ia harus berhadapan langsung dengan roh Ki Sapu Jagad.
Pada malam bulan purnama, Dewi kembali ke lapangan dekat sumber air panas. Dia menyalakan dupa dan berdoa, memanggil Ratu Amangku Bumi. Roh penjaga muncul, kehadirannya kuat dan meyakinkan.
"Apakah kamu yakin ingin melakukan ini?" Ratu Amangku Bumi bertanya, ada kekhawatiran di matanya.
Dewi mengangguk. "Aku harus melakukannya. Ini harus diakhiri."
Atas bimbingan Ratu Amangku Bumi, Dewi berkelana lebih jauh ke dalam hutan, mengikuti tarikan energi gelap Ki Sapu Jagad. Dia mendapati dirinya berada di sebuah kuil kuno yang ditumbuhi tanaman, udaranya penuh dengan kedengkian. Arwah Ki Sapu Jagad muncul di hadapannya, wujudnya menyimpang dan mengancam.
"Kamu berani menantangku?" desisnya, suaranya menggeram parau.
"Ya," jawab Dewi sambil berdiri tegak. "Waktumu telah berlalu. Kamu harus melepaskannya."
Pertempuran sengit pun terjadi, udara dipenuhi energi spiritual. Dewi memanggil roh pelindung, menyalurkan kekuatannya. Dengan didampingi Ratu Amangku Bumi, ia berjuang mengusir arwah Ki Sapu Jagad dari gunung.