pendidikan khususnya di SMP Negeri Negeri 1 Andam Dewi adalah rendahnya tingkat kemampuan  berpikir kritis, literasi sains dan keterampilan proses sains peserta didik pada mata pelajaran  Ilmu Pengetahuan Alam.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara rekan sejawat serta kepala sekolah, salah satu  permasalahan yang sedang dihadapi dalam duniaLiterasi Sains
Berdasarkan pengalaman saya mengajar selama dua tahun saya melihat tingkat literasi sains anak masih rendah, terbukti dengan masih ada siswa yang belum bisa membaca, ditemukan siswa sering tidak paham dengan maksud bacaan, sering ditemukan siswa tidak paham maksud soal, ditemukan siswa sering tidak tahu mengartikan beberapa kata pada bacaan, tidak mampu menuliskan dan menceritakan bacaan kembali, minat kunjung perpustakaan juga rendah kecuali guru memerintahkan untuk meminjam buku, siswa jarang melakukan percobaan, siswa tidak tahu menjawab soal berbasis data, siswa kebingungan membaca tabel, siswa kebingungan membaca grafik, siswa kebingungan merangkum sebuah kesimpulan dari bacaan, dll. Kelemahan siswa dalam berliterasi sains ini disebabkan oleh :
- model pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa atau bahkan guru tidak menggunakan model pembelajaran sama sekali dalam mengajar.
- guru tidak menggunakan metode-metode belajar yang tepat, misalnya percobaan
- siswa tidak terbiasa dengan model- model pembelajaran misalnya pembelajaran Problem Based Learning yang bisa dipadukan dengan literasi sains, dipadukan dengan penyajian masalah yang relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari
- siswa jarang melakukan penyelidikan individu atau kelompok, menyajikan hasil penyelidikan dan mempresentasekan di depan kelas
- siswa jarang dihadapkan dengan penyajian soal-soal berbentuk literasi sains yang sangat ampuh untuk mengembangkan literasi siswa melalui teks bacaan, wacana sains atau deskripsi mengenai fenomena maupun dalam bentuk gambar, grafik, atau tabel.
Literasi sains ini terdiri dari beberapa indikator :
- Konteks merupakan dimensi dari literasi sains yang mengandung pengertian situasi yang ada hubunganya dengan penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari, yang digunakan menjadi bahan bagi aplikasi proses dan pemahaman konsep sains seperti kesehatan, sumber daya alam, mutu lingkungan, bahaya serta perkembangan mutakhir sains dan teknologi
- Konten atau pengetahuan merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia
- Kompetensi biasa disebut pula dengan proses sains merupakan dimensi dari literasi sains yang memiliki pengertian proses dalam menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah
- Sikap, Philips dalam Holbrook & Rabbikmae menyatakan bahwa komponen sikap pada literasi sains diantaranya adalah kemandirian dalam belajar sains, kemampuan untuk berpikir ilmiah, keingintahuan, serta kemampuan untuk berpikir kritis
Harlina, H., Ramlawati, R., & Rusli, M. A. (2020). Deskripsi kemampuan literasi sains peserta didik Kelas IX di SMPN 3 Makassar. Jurnal IPA Terpadu, 3(2), 96-107.https://ojs.unm.ac.id/ipaterpadu/article/view/12320/7877
Jadi, seharusnya pada kegiatan aktivitas guru dan siswa aspek-aspek litersi sains tersebut yaitu konteks, konten, kompetensi (proses), dan sikap harus ditunjukkan juga pada proses pembelajarannya tetapi kenyataanya, pada proses pembelajaran literasi sains ini masih belum dilaksanakan.
      Saya melihat cara berfikir kritis masih rendah pada anak-anak disini. Sebenarnya, berfikir kritis bukan hanya dijumpai pada waktu menjawab soal, tetapi dalam kehidupan sehari-hari juga. Saya melihat siswa belum mampu memilih jika melakukan sesuatu hal apakah bermanfaat atau tidak untuk dirinya, atau bahkan sudah tahu salah tetapi tetap melakukan. Misalnya, bolos sekolah, cabut pada mata pelajaran tertentu, cabut pada les tertentu sampai pulang sekolah tidak kembali ke sekolah, merokok, berbicara tidak sopan, terbiasa membuang sampah sembarangan. Siswa tidak mampu memilih dan komitmen untuk tidak bolos karena tidak tahu apa kerugiannya ke depan, siswa tidak mampu memilih untuk tetap berada di dalam kelas mengikuti pelajaran karena tidak tahu manfaatnya tetap duduk mengikuti pembelajaran di kelas apa untuk hidupnya, siswa tidak mampu memilih untuk tetap tidak merokok, siswa tidak mampu membedakan berita hoaxs atau fakta, siswa tidak mampu menelaah mana berita benar sesuai fakta yang dikonsumisnya di media sosialnya, dan lain sebagainya. Kemudian, dalam hal pembelajaran, siswa sangat kurang menyelesaikan sebuah soal yang agak beda dari contoh soal yang diberikan. Soal yang bisa dikerjakan harus yang sama persis hanya ganti angka, atau soal mencari defenisi. Siswa tidak bisa menjawab soal berbentuk tabel, grafik, dan bagan, apalagi narasi teks soalnya lumayan panjang. Kelemahan dari berfikir kitis ini dipengaruhi oleh :
- model pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa atau bahkan guru tidak menggunakan model pembelajaran sama sekali dalam mengajar.
- guru tidak menggunakan metode-metode belajar yang tepat, misalnya percobaan
- siswa tidak terbiasa dengan model- model pembelajaran misalnya pembelajaran Problem Based Learning
- siswa jarang melakukan percobaan, jarang melakukan penyelidikan individu atau kelompok, jarang menyajikan hasil penyelidikan dengan mempresentasekan di depan kelas
- siswa jarang dihadapkan dengan penyajian soal-soal yang merangsang berfikir kritis siswa / higher order thinking skill misalnya melalui teks bacaan, wacana sains atau deskripsi mengenai fenomena alam dalam bentuk gambar, grafik, atau tabel.
Saya melihat keterampilan yang harus dimiliki anak-anak ke depan banyak, terutama berfikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi. Karena kedepannya, anak-anak akan berhadapan dengan masyarakat, dunia, lingkungan pekerjaan, anak-anak harus dapat mengambil keputusan, menetapkan pilihan yang diperoleh dengan keterampilan berfikir kritis, berliterasi, berkomunikasi dan bekerjasama. Jadi, memang harus terampil. Jadi dibutuhkan penilaian keterampilan yang dapat dilaksanakan di sekolah kepada anak-anak. Disini saya menggunakan keterampilan proses sains. Kurangnya keterampilan anak-anak disebabkan oleh :
- model pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa atau bahkan guru tidak menggunakan model pembelajaran sama sekali dalam mengajakÂ
- siswa tidak terbiasa dengan model- model pembelajaran misalnya pembelajaran Problem Based Learning
- guru tidak menggunakan metode-metode belajar yang tepat, misalnya percobaan
- siswa tidak terbiasa dengan metode-metode pembelajaran seperti percobaan, melakukan penyelidikan individu atau kelompok, menyajikan hasil penyelidikan, mempresentasekan di depan kelas
- siswa jarang mengerjakan soal-soal berbentuk literasi sains dan berfikir kritis yang sangat ampuh untuk mengembangkan keterampilan siswa.
Hal-hal yang menjadi alasan tersebut juga didukung oleh para guru-guru teman sejawat, kepala sekolah, dan pakar yang saya wawancarai. Seperti hasil wawancara dengan :
- Nur Elida Siregar, beliau mengatakan rendahnya literasi sains mempengaruhi ketidakmampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal yang menuntut kemampuan analisis.
- Timmy Siregar, beliau mengatakan rendahnya berfikir kritis dan literasi sains siswa karena jarang melakukan penyelidikan sederhana, praktikum, atau eksperimen yang dipengaruhi fasilitas sekolah yang tidak lengkap seperti laboratorium atau pasokan arus listrik yang tidak tersedia di kelas.
- Toyo Sihombing, beliau mengatakan sebaiknya pembelajaran di sekolah menggunakan model-model pembelajaran dan kegiatan-kegiatan praktikum sederhana/percobaan sederhana  sesuai fasilitas sekolah yang tersedia terutama pada pelajaran sains/IPA
Berdasarkan analisis jurnal, saya juga menemukan bahwa ada faktor-faktor penyebab rendahnya literasi sains dan berfikir kritis siswa yaitu :
Judul Jurnal : ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEMAMPUAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK
https://www.jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/122/110
Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020).
Analisis faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 108-116.
- Rendahnya kemampuan literasi sains siswa dapat disebabkan kebiasaan pembelajaran IPA yang masih bersifat konvensional serta mengabaikan pentingnya kemampuan membaca dan menulis sains sebagai kompetensi yang harus dimiliki siswa
- Siswa terbiasa hanya mengisi tabel yang telah disediakan oleh guru, sehingga kemampuan siswa dalam menginterpretasikan grafik/tabel juga terbatas, siswa tidak terbiasa mengerjakan soal tes literasi sains
Judul Jurnal : ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMA DI KOTA SUNGAI PENUH
530-Article Text-1383-1-10-20210428 (4).pdf
Sutrisna, N. (2021). Analisis kemampuan literasi sains peserta didik SMA di Kota Sungai Penuh. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2683-2694.
- Indonesia secara umum disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang belum berorientasi pada pengembangan literasi sains.
- Rendahnya literasi sains disebabkan oleh beberapa faktor :
- keadaan infrastruktur sekolah,
- sumber daya manusia sekolah, dan
- manajemen sekolah.
- Disebutkan juga bahwa rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia dipengaruhi oleh :
- kurikulum dan sistem pendidikan,
- pemilihan metode dan model pengajaran oleh guru,
- sarana dan fasilitas belajar,
- serta bahan ajar.
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VIII
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/view/4068
Â
- Handayani & Jumadi, (2021), bahwa kegiatan belajar mengajar sains peserta didik dapat memusatkan profesionalisme secara nyata dalam mengembangkan potensi, memungkinkan siswa untuk memahami lingkungan alam melalui proses penemuan, yang akan membantu siswa memperoleh pengalaman tentang lingkungan alam. Dalam penelitian ini menerapkan pembelajaran model problem based learning untuk melatih literasi sains, siswa bekerja secara berkelompok dan mempresentasikan hasil diskusi dalam lembar kerja peserta didik (LKPD) di depan kelas dan kelompok lain menanggapinya.
Judul Jurnal : PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI LITERASI SAINS UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA BERTEMA PERPINDAHAN KALOR DALAM KEHIDUPAN
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK/article/view/11350/6828
Fu’adah, H., Rusilowati, A., & Hartono, H. (2017). Pengembangan Alat evaluasi literasi sains untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa bertema perpindahan kalor dalam kehidupan. Lembaran Ilmu Kependidikan, 46(2), 51-59.
- Penyusunan   instrumen   evaluasi   yang berbasis  literasi  sains  merupakan  salah  satu upaya   untuk   mengukur   kemampuan   literasi siswa  terutama  dalam   bidang   sains   atau   IPA.
Judul Jurnal : PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
Anwar, I., Rohmani, L. A., & Putra, A. A. I. A. (2023). Peningkatan Berpikir Kritis Siswa Smp Dalam Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal Jendela Pendidikan, 3(01), 145-151.
- Penerapan pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran IPA memiliki dampak yang cukup besar terhadap ketrampilan berpikir kritis pada siswa SMP. Sebagai konsekuensinya, para peneliti menemukan bahwa pembelajaran berbasis atau biasa disebut PBL sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP terhadap mata pembelajaran IPA
Menurut saya, praktik yang sudah saya lakukan penting untuk dibagikan karena akan sangat bermanfaat pada pihak- pihak tertentu, misalnya:
Manfaat bagi guru:
Penerapan praktik mengajar dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif akan memberikan motivasi bagi teman-teman sejawat lainnya untuk mencoba berinovasi dalam proses pembelajaran.
Penerapan praktik mengajar yang saya lakukan bisa menjadi salah satu sumber bagi rekan sejawat untuk mengatasi permasalahan yang sama yang terjadi disekolah mereka.
Manfaat bagi sekolah
Dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan  disekolah tempat saya melakukan praktik
Menjadi salah satu nilai tambah bagi sekolah untuk menjadi daya tarik orang tua yang mempercayakan anak mereka bersekolah ditempat tersebut
Manfaat bagi peserta didik
Memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dalam proses pembelajaran
Membuat daya tarik peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
Kemudian, dari segi pemilihan Model, Metode, Media, dan Penilaian KPS:
Model
    Praktik ini perlu dibagikan untuk memberitahukan kepada rekan sejawat bahwa ada model-model pembelajaran, metode-metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajar untuk meningkatkan kognitif (berfikir kritis dan berlitersi sains), sikap, dan keterampilan siswa. Model yang digunakan adalah model PBL. Penggunaan model ini dipilih untuk digunakan karena dilatarbelakangi oleh beberapa kelebihan yaitu :
- siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata,
- siswa memiliki  kemampuan  membangun  pengetahuannya  sendiri  melalui  aktivitas  belajar,Â
- pembelajaran  berfokus  pada  masalah  sehingga  materi  yang  tidak  ada  hubungannnya  tidak perlu dipelajari  oleh  siswa.  Hal  ini  mengurangi  beban  siswa  menghafal  atau  menyimpan informasi,Â
- terjadi  aktifitas  ilmiah  pada  siswa  melalui  kerja  kelompok
- siswa  terbiasa menggunakan  sumber-sumber  pengetahuan  baik  ari  perpustakaan,  internet,  wawancara,  dan observasi,
- siswa  memiiki  kemampuan  menilai  kemmpuan  belajarnya  sendiri,Â
- siswa memiliki  kemampuan  untuk  melakukan  komunikasi  ilmiah  dalam  kegiatan  diskusi  atau presentasi  hasil  pekerjaan  mereka,Â
- kesulitan  belajar  siswa  secara  individual  dapat  diatasi melalu ikerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Putri, A. A. A. (2018). Pengaruh model pembelajaran PBL berbantuan media gambar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD. Journal for Lesson and Learning Studies, 1(1), 21-23.
Sintak model Problem Based Learning yang saya gunakan adalah menurut Arend (2012) sebagai berikut :
- Orientasi peserta didik pada masalah
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Sumber : Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi (2018)
- Metode
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah :
- metode diskusi
- metode eksperimen
- metode tanya jawab,
- metode presentase
- metode penugasan
Penggunaan metode ini dipilih karena dilatar belakangi oleh karakteristik metodenya dan dilihat dari kebutuhan pada proses pembelajaran terutama pada model yang dipilih sesuai sintaksnya.
Media
     Kemudian, untuk media. Saya menggunakan media gambar, hal ini perlu dibagikan untuk memberitahukan kepada rekan sejawat apalagi jika kondisi sekolah susah dialiri arus listrik seperti saya, alangkah baiknya jika guru-guru dapat membuat media cetak berupa kartu gambar untuk menstimulus anak-anak. Bahan-bahannya juga sederhana tinggal download gambar dari google, boleh dimodifikasi pakai template kartu gambar di aplikasi Canva, diprint out, delaminating sendiri di rumah, laminatingnya boleh pakai plastic laminating, dan disetrika di bawah lapisan kertas HVS, setelah itu digunting. Kita memperoleh media cetak yang menarik dan bisa digunakan secara berulang-ulang.
Kuis Papan Bicara
     Saya menggunakan papan bicara untuk melaksanakan kuis, menurut saya hal ini perlu dibagikan supaya guru-guru punya inovasi dalam pelaksanaan kuis. Hal ini sangat efektif untuk memperoleh nilai kuis siswa karena hasilnya langsung dapat di nilai di tengah-tengah pembelajaran dan hanya membutuhkan sedikit waktu sekitar lima menit. Anak-anak juga sangat antusias dalam melaksanakan kuis tersebut, sangat terpacu dan bahagia karena sepertinya anak-anak menikmati dan merasa puas jika mereka tahu cepat jawaban kuisnya karena kuisnya sistem cepat dimana jawaban ditulis pada papan tulis kecil dengan menggunakan spidol lalu diangkat cepat dan guru langsung dapat menilai.
Penilaian KPS
    Penilaian KPS juga perlu dibagikan supaya rekan sejawat mengetahui ada penilaian yang cocok untuk proses sains siswa terutama guru IPA yang hobby melakukan kegiatan praktikum. Penilaian KPS sudah lengkap ada penilaian sikap dan keterampilan proses sainsnya.
Dalam pelaksanaan praktik mengajar ini, saya berperan  sebagai guru yang bertangung jawab dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktik mengajar dengan maksimal untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat disekolah tersebut termasuk sebagai guru mapel, fasilitator, motivator, dan evaluator. Dalam pelaksanaan praktik mengajar, terdapat beberapa tantangan sebagai berikut:
- Guru harus memilih model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan dapat meningkatkan literasi sains dan kemampuan berpikir  kritis peseta didik.
- Guru harus menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD, Media, Asesmen dan Bahan Ajar dengan baik.
- Pada proses pembelajaran guru harus menggunakan media pembelajaran yang kreatif untuk mendukung model pembelajaran yang dipilih.
- Guru harus membuat soal-soal yang bisa mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik
- Guru harus mampu merancang proses pembelajaran yang memunculkan literasi sains baik dalam materi ajar, bahan bacaan, praktikum, dan asesmen
Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan saya seperti penyediaan arus listrik pada masing-masing kelas, peralatan laboratoriun, ruangan laboratorium. Peserta didik belum percaya diri untuk mengemukan pendapat di depan kelas
Dalam persiapan dan pelaksanaan praktik mengajar ini juga tidak terlepas dari pihak-pihak lainnya. Dosen dan guru pamong untuk mendampingi dan membimbing dari tahapan pengembangan perangkat pembelajaan sampai pelaksanaan praktik mengajar
Kepala sekolah dan rekan sejawat sebagai observer perangkat dan pelaksanaan praktik mengajar
Peserta didik sebagai fokus utama untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut
Langkah-langkah yang dilakukan untuk  menghadapi tantangan ini adalah :
1. Untuk menyelesaikan tantangan pertama, langkah- langkah yang saya lakukan adalah mencari kajian literatur tentang keunggulan dan kekurangan dari setiap model pembelajaran kemudian mencari jurnal yang mendukung model pembelajaran yang bisa menyelesaikan permasalahan yang terdapat disekolah saya. Setelah mendapatkan berbagai jurnal kemudian membuat   peta   konsep   yang   menghubungkan karakteristik model pembelajaran yang bisa mengatasi permasalahan serta melakukan observasi langsung pada kelas yang akan menjadi objek praktik mengajar untuk melihat kesesuaian penerapan model pembelajaran, karakteristik peserta didik dan materi yang akan dibahas.
Untuk menyelesaikan tantangan kedua, langkah-langkah yang saya lakukan adalah mencari literatur perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran yang sama kemudian memodifikasi perangkat tersebut sesuai  dengan karakteristik peserta didik
Untuk menyelesaikan tantangan ketiga, langkah- langkah yang saya lakukan mencari berbagai jenis media pembelajaran yang sesuai dengan model dan materi pembelajaran. Setelah mendapatkan beberapa contoh media yang cocok kemudian memilih satu media yang bisa diterapkan disekolah sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada disekolah kemudian mengembangkan media tersebut agar menarik.
Untuk menyelesaikan tantangan keempat, langkah- langkah yang saya lakukan adalah mencari indikator keterampilan berpikir kritis, mencari contoh-contoh soal yang bisa menggali atau mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Setelah mendapatkan bahan-bahan untuk membuat soal kemampuan berpikir kritis maka saya menyusun soal-soal tersebut sesuai dengan materi. Pada saat soal sudah terselesaikan maka langkah terakhir adalah meminta dosen dan guru pamong serta rekan sejawat untuk menilai apakah soal-soal tesebut sesuai untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik
Untuk menyelesaikan tantangan kelima, saya akan mencari bahan-bahan pembelajaran untuk mendukung kegiatan literasi sains agar ada dalam setiap pembelajaran, baik dalam pelaksanaan praktikum, bahan bacaan, LKPD, dan asesmennya.
Untuk menyelesaikan tantangan keenam, saya akan membicarakan dengan atasan terkait penyediaan arus listrik, alat-alat praktikum, dan laboratorium. Jika memungkinkan supaya peserta didik dapat belajar dengan media inovatif saya akan mengusulkan penarikan arus dengan memakai alternatif yaitu dengan menggunakan sambungan kabel listrik dari kantor tata usaha ke ruangan kelas.
Untuk menyelesaikan tantangan ketujuh, saya membeikan motivasi kepada peserta didik dan melatih peserta didik untuk lebih sering tampil didepan kelas. Strategi yang harus saya gunakan yaitu saya harus bisa merancang model pembelajaran yang inovatif yang berbasis masalah. Model pembelajaran yang cocok menurut saya adalah Model Problem Based Learning yang juga dikenal dengan pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuannya sendiri sehingga mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain model pembelajaran, saya juga menggunakan metode percobaan / praktikum untuk mendukung penyelidikan ilmiah, pelatihan keterampilan proses sains siswa. Kemudian, media pembelajaran juga memegang peranan penting dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada  peserta didik, agar materi yang di sampaikan bisa dipahami oleh siswa. Media pembelajaran bertujuan sebagai perantara agar peserta didik bisa memahami materi pelajaran. Dalam  pembelajaran ini media yang saya gunakan adalah media cetak yaitu kartu gambar.
Proses dalam kegiatan pembelajaran ini dengan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Walaupun terkadang ada tahapan yang terlupakan, manajemen waktu yang belum sesuai. Selain itu yang saya lakukan adalah menggunakan buku paket dan kartu gambar sebagai media pembelajaran yang berisikan gambar-gambar terkait materi pembelajaran yang dapat menstimulus peserta didik untuk semangat mengikuti proses pembelajaran. Kemudian mempersiapkan alat-alat praktikum jauh-jauh hari sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Kegiatan proses pembelajaran ini melibatkan beberapa subjek penting yaitu
- Dosen dan guru pamong
- Rekan sejawat
- Peserta didik
    Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan strategi  ini diantaranya adalah guru harus memahami dan menguasai model pembelajaran yang digunakan dan materi yang akan diajarkan. Selain itu diperlukan adanya fasilitas penunjang  lainnya seperti Jaringan internet, Aplikasi Canva, kertas HVS, plastik laminating, setrika, printer, gunting, papan bicara, spidol, peralatan laboratorium, tripod, handphone atau kamera untuk merekam dan lain-lain
Dampak yang dirasakan setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan Model Problem Based Learning ini adalah:
- Motivasi belajar peserta didik meningkat dengan adanya  kartu gambar. Dapat dilihat dari cara peserta didik yang antusias mengamati gambar, sehingga peserta didik lebih  tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
- Keterampilan peserta didik meningkat seperti menggunakan peralatan laboratorium dan presentase
- Literasi sains peserta didik meningkat melalui kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran misalnya melalui percobaan dibuktikan dengan kemampuan kognitif siswa dalam menjawab soal-soal HOTS misalnya grafik, gambar, tabel meningkat.
- Kemampuan berfikir kritis peserta didik meningkat melalui kegiatan percobaan dan asasmen HOTS yang dilalui peserta didik
Menumbuhkan minat bagi teman sejawat guru yang ada disekolah untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dengan memanfaatkan  apa yang ada, menambah wawasan pengetahuan serta keharusan mengembangkan diri sebagai guru untuk menggunakan model dan media pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran.
         Hasil yang diperoleh cukup efektif karena motivasi belajar  peserta didik meningkat yang dapat dilihat dari peserta didik  aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dengan PBL memberikan dorongan dan   ketertarikan dari peserta didik untuk mengikuti proses  pembelajaran serta meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa.Proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL  dengan metode praktikum berbantuan media kartu gambar sangat efektif untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan pembelajaran berpusat pada   peserta didik, di mana peserta didik secara aktif mencari  sendiri pengetahuan mereka secara bekerja sama dalam  kelompok belajar melakukan kegiatan praktikum serta peserta didik menjadi lebih mudah  memahami materi dengan adanya media dan alat-alat percobaan yang dipergunakan  pada saat proses pembelajaran. Respon peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang guru lakukan yaitu peserta didik merasa senang mengikuti proses  pembelajaran  di  kelas yang  dilakukan  dengan penggunaan model, metode dan media yang di gunakan oleh guru di kelas. Bahkan beberapa peserta didik yang biasanya suka mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung, ketika  saya menerapkan pembelajaran ini mereka antusias mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat ketika pembagian tugas dalam kelompok, mereka menunjuk dirinya untuk melakukan tugas tersebut, semisal tugas pembagian pengerjaan LKPD dan presentasi kelompok. Begitu juga respon yang diberikan oleh kepala sekolah dan rekan guru, mereka mendukung penerapan pembelajaran yang dilakukan  karena dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. Hasil penilaian kognitif untuk menguji keterampilan berfikir kritis siswa dan tingkat literasinya saya menggunakan soal HOTS yang telah saya susun berdasarkan Taksonomi Bloom, saya mendapatkan bahwa perolehan nilai KKM siswa setelah diajarkan dengan pembelajaran PBL berbasis literasi sains meningkat dari 61,53% menjadi 92,30%. Dari total 13 siswa, diperoleh 12 orang lulus KKM dan 1 orang tidak lulus KKM. Dibandingkan nilai IPA sebelumnya dari 13 orang siswa sebanyak 8 orang yng lulus KKM dan 5 orang tidak lulus KKM maka terjadi peningkatan hasil belajar IPA di SMP N1 Andam Dewi. Maka dapat saya simpulkan penggunaan model PBL berbasis literasi sains dengan media kartu gambar sangat efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL ini mendapatkan respon yang baik dari kepala sekolah, teman sejawat karena berdampak positif terhadap motivasi, literasi sains dan kemampuan berpikir kritis  peserta didik. Peserta didik yang terlibat terlihat antusias dalam pembelajaran. Mereka melakukan setiap langkah pembelajaran dengan semangat dan penuh kesungguhan, peserta didik terlihat aktif dalam berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Faktor keberhasilan dari strategi ini adalah penerapan Model pembelajaran PBL yang sesuai dengan langkah- langkahnya, media pembelajaran yang digunakan, LKPD percobaan, asesmen, serta kemampuan guru dalam mengimplemantasikan model pembelajaran tersebut dan penguasaan materi yang akan  diajarkan sehingga bisa meningkatkan motivasi dan kemampuan literasi sains dan berpikir kritis peserta didik. Karena pada saat pembelajaran peserta didik dibagi menjadi kelompok dan berdiskusi, saling berpendapat dan bekerjasama dalam mencari mengolah data sampai dengan presentasi, selain itu peserta didik dapat memberikan komentar dan masukan pada temannya,meskipun dalam pelaksanaan terdapat beberapa kendala teknis tetapi hasil yang di inginkan telah sesuai dengan harapan. Sedangkan faktor yang menyebabkan ketidak berhasilan dari strategi ini adalah kendala teknis yang tidak terprediksi sebelumnya menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
- Saya menyadari bahwa sebagai seorang guru saya dituntut  untuk semakin kreatif dan inovatif dalam :
- Menguasai terlebih dahulu materi pelajaran secara matang-matang
- Mengenal karakter peserta didik, gaya belajar, trend yang lagi mereka geluti, artis-artis favoritnya, bahkan hal-hal apa saja yang lagi viral di kalangan mereka.
- Menentukan  sumber belajar yang tepat
- Menentukan metode-metode belajar yang tepat
- Mencari/mengusahakan media apa saja yang dapat digunakan dalam kondisi sekolah yang bagaimanapun keadaanya.
- Mentukan model pembelajaran yang tepat
- Melakukan pengembangan diri dengan terus belajar menjadi guru yang hebat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H