Mohon tunggu...
Teti Taryani
Teti Taryani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang suka menulis. Author novel: Rembulan Merindu, Gerai Kasih, Dalam Bingkai Pusaran Cinta. Kumcer: Amplop buat Ibu, Meramu Cinta, Ilalang di Padang Tandus. Penelitian: Praktik Kerja Industri dalam Pendidikan Sistem Ganda. Kumpulan fikmin Sunda: Batok Bulu Eusi Madu, Kicimpring Bengras.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terkapar dalam Badai Aksara

12 Februari 2023   07:36 Diperbarui: 12 Februari 2023   07:42 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Please, deh, Ten. Aku minta tolong banget buat hari Jumat," ucapnya sedikit memelas.

"Jumat? Sekarang Rabu. Berarti harus segera, dong!"

Kumiringkan badanku seraya memandang wajah Gina yang masih bergaya memelas.

Ya Allah, Gustiii...! Bisik hatiku dengan perasaan yang mulai tertekan.

"Ya, deh, kuusahakan. Sekarang biarkan aku ngerjakan ini dulu, ya?"

"Makasih ya, Ten! Kamu emang sahabat terbaik!"

Digenggamnya tanganku yang masih kusimpan di atas keyboard laptop. Tampak deretan huruf tak menentu mengisi layar laptop karena genggamannya.

Setelah Gina pergi, kukemas barang-barangku. Kumasukkan ke dalam tas. Percuma, sembunyi di pojok baca juga tetap tak bisa bekerja. Lebih baik aku pulang saja. Mudah-mudahan bisa kukerjakan di rumah.

Kudapati anakku tengah berselimut di kamarnya. Mukanya kemerah-merahan. Kuraba dahinya. Panas.

"Ma, besok Muti harus ngumpulin tugas artikel. Tapi badan rasanya panas dingin. Bantu bikinin ya, Ma. Soalnya itu tugas kelompok. Kalau besok enggak ngumpulin, habis deh Muti dibantai temen-temen. Jangan lupa, temanya membangun remaja berkarakter." Suaranya serak dan bergetar.

Segera kuambil obat kompres dan kuberi minum penurun panas. Kupandangi putri semata wayangku. Mataku mulai berkunang-kunang. Bayangan kata pengantar, kuesioner, sambutan penerima tamu, hingga artikel berseliweran mengelilingi kepalaku. Ditambah dengan penelitianku sendiri yang terbentur waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun