Tiba-tiba, Abu Bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, kalau kamu hendak memukul, pukullah aku! Aku adalah orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku."
Rasulullah bersabda: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah."
Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah. Tapi Umar bin Khattab berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya. Itu dulu. Sekarang, tidak boleh ada seorang pun yang boleh menyakiti Rasulullah. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku!"
Lalu dijawab oleh Rasulullah: "Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah."
Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah, dan tiba-tiba berdirilah Ali bin Abu Thalib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah. Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah."
Tapi dijawab oleh Rasulullah: "Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah."
Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah. Tiba-tiba tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah yaitu Hasan dan Husen. Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon...
"Wahai Paman, pukullah kami Paman, Kakek kami sedang sakit. Pukullah kami saja wahai Paman, sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah. Dengan memukul kami, sesungguhnya itu sama dengan menyakiti Kakek kami, wahai Paman."
Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu-cucu kesayanganku, duduklah kalian. Ini urusan kakek dengan Paman Ukasyah."
Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata: "Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah..."
Rasulullah memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya dari mimbar ke bawah. Rasulullah didudukkan, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi: