Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tubuhmu Lelah Terus? Ini 5 Tanda Kamu Sedang Berjuang di Survival Mode

29 November 2024   17:00 Diperbarui: 29 November 2024   15:48 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Survival Mode (Sumber: Unsplash/Markus Spiske)

Kenapa Bisa Terjadi?

Survival mode biasanya dipicu oleh stres berkepanjangan. Beban kerja, tekanan sosial, masalah keuangan, atau bahkan ekspektasi tinggi yang terus menghantui bisa membuat tubuhmu beralih ke mode bertahan hidup. Dalam kondisi ini, tubuh mencoba menghemat energi sebanyak mungkin untuk fokus pada hal-hal yang dianggap penting untuk "bertahan", bukan menikmati hidup. Masalahnya jika berlangsung terlalu lama, tubuhmu akan mulai kehabisan sumber daya dan bekerja di bawah kapasitas optimalnya.

Apa yang Terjadi di Otakmu?

Ketika tubuhmu masuk ke survival mode, otak akan ikut terdampak. Bagian otak yang bertanggung jawab atas logika dan pengambilan keputusan (prefrontal cortex) menjadi kurang aktif. Prefrontal cortex adalah bagian dari otak yang terletak di bagian depan otak dan berperan penting dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian diri, pemecahan masalah, serta kemampuan untuk fokus dan mengelola emosi. PFC berfungsi untuk mengatur dan menyeimbangkan berbagai aktivitas otak lainnya, termasuk respons terhadap stres. 

Ketika tubuh menghadapi tekanan, PFC berperan dalam menilai situasi dan memilih bagaimana meresponsnya, apakah dengan rasionalitas atau respons otomatis. PFC berusaha mengendalikan respons otak dan tubuh terhadap situasi tertentu. Namun, jika stres berkepanjangan, kadar kortisol yang tinggi bisa mengganggu fungsi PFC. Ini menjelaskan mengapa dalam situasi stres kronis, kemampuan untuk berpikir rasional dan membuat keputusan bisa menurun. 

Ini sebabnya kamu jadi lebih emosional, sulit fokus, dan cenderung merasa kewalahan. Otakmu, yang seharusnya menjadi navigator, justru terjebak dalam mode siaga, memprioritaskan respons "fight or flight" meski ancamannya sebenarnya hanya berupa deadline pekerjaan.

Kenapa Penting Keluar dari Survival Mode?

Dengarkan tubuhmu sebelum semakin parah.

Bertahan di survival mode terlalu lama seperti menyalakan lilin di kedua ujungnya. Tubuhmu akan cepat habis dan efeknya bisa berujung pada burnout, penyakit kronis, hingga gangguan mental seperti kecemasan atau depresi. Keluar dari survival mode bukan sekadar memulihkan energi, tapi juga mengembalikan keseimbangan hidupmu. 

Tubuh dan otak yang sehat adalah fondasi untuk menjalani hari dengan produktivitas, kebahagiaan, dan ketenangan yang lebih baik. Untuk itu, penting untuk mulai mendengarkan dan berbicara dengan dirimu sendiri, atau yang sering disebut komunikasi intrapersonal. Ini adalah bentuk percakapan dengan diri sendiri yang memungkinkanmu untuk menyadari kebutuhan tubuh, pikiran, dan perasaanmu. 

1. Praktikkan Self-Talk Positif: Mulailah berbicara dengan diri sendiri seperti kamu berbicara dengan sahabat terbaik. Gantilah pikiran negatif dengan afirmasi yang menenangkan, seperti "Aku cukup," "Ini hanya sementara," atau "Aku bisa melewati tantangan ini." Self-talk positif membantu menurunkan tingkat kecemasan dan membangun kepercayaan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun