Tiba-tiba langkahnya terhenti. Aku mendapat firasat buruk. Kubalikkan badan ketika sampai di depan pintu keluar.
“Ada apa? Ada yang hilang?” Kupelankan suaraku.
“Maaf pak, iya..” Dia berkata dengan wajah ragu.
“Lha.. mana saya tahu. Yang saya dapati cuma itu.” Jawabku agak tak mengacuhkannya. Bahkan sebenarnya aku ingin tak memperdulikannya. Karena hari ini benar-benar melelahkan.
“Maaf pak, apakah saya bisa mencarinya?” Dia meminta izin, masih dengan suara ragu.
“Sekarang?” Aku terheren dengan permintaannya.
“Iya pak, maaf..” Dia berkata dengan tertunduk. Wajahnya yang sedih membuatku iba.
“Bagaimana kalau besok saja, besok pagi ke sini lagi temui saya” Jawabku mencoba bijak.
“Please Pak..” Dia memohon kepadaku dengan mata berkaca-kaca.
Aku sekali lagi hanya bisa menarik nafas panjang. Kunyalakan kembali lampu ruangan baca.
“Terima kasih pak..”