Namun, demi mendengar khotbah sang pendeta, kita bisa merasakan sudut pandang yang lain. Mereka, para porter, menjual tenaganya yang barangkali adalah satu-satunya modal yang mereka punya, demi mencari sesuap nasi bagi keluarganya di rumah. Kadang mungkin mereka pulang tanpa hasil, karena tak mendapatkan seorang pun penumpang yang mau barangnya dibawa oleh porter.
Waktu pun terus berlajalan. Malam berlalu, jadilah pagi. Itulah hari pertama di atas KM. Kelud ...
Keesokan harinya, Selasa (25/04/2023), sekitar pukul 8.10 WIB, KM. Kelud menurunkan sauh untuk berlabuh beberapa mil jauhnya dari pantai di daratan Tanjung Balai Karimun. Ada penumpang yang turun dan naik di dan dari Tanjung Balai Karimun.
KM. Kelud bersandar sempurna di pelabuhan Batu Ampar, Batam, pada pukul 11.48 WIB. Bersama dengan para penumpang dan barang bawaannya, ketika transit berlabuh di pelabuhan Batu Ampar, Batam, dari atas kapal turut diturunkan sampah-sampah yang telah dikemas dengan baik.
Jika sampah setiap orang di kapal per hari saja adalah sekitar 1 - 1,5 liter, maka dari sekitar 2.000 orang penumpang yang berada di kapal sejak berangkat dari pelabuhan Belawan, Medan hingga tiba di pelabuhan Batu Ampar, Batam akan dihasilkan 2.000 - 3.000 liter sampah yang perlu diturunkan di Batam.
Dengan asumsi bahwa dari Batam akan naik juga penumpang tujuan Tanjung Priok, Jakarta ke dalam kapal, maka siklus perjalanan Batam - Jakarta dengan durasi perjalanan 2 kali lebih lama dari pada Belawan - Batam, akan dihasilkan sampah dua kali lebih banyak yang perlu diturunkan di Jakarta.