Selanjutnya, ada juga rumah yang tampak menyerupai bangsal atau komplek permukiman di ruas Jl. Sudirman, Kabanjahe.
2. Iklim Kabanjahe yang Ideal Menarik Minat Orang Eropa
Iklim Kabanjahe yang ideal, tidak terlalu sejuk seperti kondisi di Berastagi dan juga tidak pernah terlalu panas menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang Eropa pada masa kolonial. Oleh sebab itu, tidak mengherankan mengapa di kota ini ada dibangun gedung sanatorium dan rumah sakit pada masa zending. Rumah sakit itu masih dioperasikan hingga saat ini sebagai rumah sakit umum daerah Kabupaten Karo, sementara itu gedung sanatorium tidak lagi beroperasi.
Ada satu bangunan yang tampak bercorak kolonial dan masih berdiri kokoh di sekitar lokasi Rumah Sakit Umum Kabanjahe. Bangunan yang menurut keterangan salah seorang penjaga ini dibangun pada sekitar tahun 1938, saat ini digunakan sebagai rumah dinas direktur rumah sakit.
Selanjutnya, dengan tersedianya jalan yang mengubungkan Kabanjahe dan Medan sejak tahun 1909, kota Kabanjahe dan Berastagi berkembang menjadi kawasan pertanian dan budidaya sayur-mayur yang memasok kebutuhan masyarakat kota Medan dan untuk diekspor ke luar negeri.
Sejak saat itu semakin meningkat pula ketertarikan orang-orang Eropa terhadap keindahan dan kesejukan alam Kabanjahe dan Berastagi. Maka tidak mengherankan jika Kabanjahe dijadikan sebagai tempat peristirahatan dan pusat aktivitas pemerintahan oleh orang-orang Belanda sejak awal abad ke-20.
Baca juga:Â Menemukenali Serpihan Sejarah Bangunan Tua Kota Berastagi
3. Kabanjahe Pernah Menjadi Kota Pertama yang Memiliki Sekolah Internasional Â