Populasi kedih menurun sebanyak 30 persen dalam 40 tahun terakhir sehingga termasuk dalam kategori rentan. Populasi spesies primata asli Sumatera ini terancam karena hilangnya habitat yang dikonversi jadi ladang sawit atau penebangan liar.
Menurut data penelitian, pulau Sumatra telah kehilangan hampir sepuluh persen hutannya dalam delapan tahun terakhir. Ini tentu membahayakan kelangsungan hidup ribuan spesies yang ada di dalamnya.
3. Ciri Fisik dan Usia Kedih
Kedih memiliki panjang badan antara 420-610 milimeter, ekor yang panjang dengan ukuran 500-850 milimeter, dan berat badan antara 5-8,1 kilogram. Tubuh bagian atas berwarna abu-abu dengan corak kehitaman dan putih, serta jambul khas di kepalanya.
Lama usia hidup Kedih jantan di alam lebih kurang 20 tahun, sedangkan kedih betina bisa mencapai usia 21 tahun. Usia kematangan seksual adalah 5 tahun pada jantan, dan 4,5 tahun pada betina.
Jarak waktu antara masa merawat dan menyusui anak adalah 26 bulan bagi bayi kedih yang hidup, dan hanya 17,7 bulan jika bayinya mati.Â
Dengan perbandingan antara kematangan seksual pertama dan usia perawatan anak, satu individu Kedih betina dapat melahirkan anak setiap 2,5 tahun, atau melahirkan 4-5 anak sepanjang umurnya.
4. Berbagai Nama Sebutan bagi Kedih
Walaupun kurang dikenal, satwa primata asli Sumatera ini memiliki banyak nama panggilan asing. Mulai dari north sumatran leaf monkey, sumatran grizzled langur, thomas's langur, hingga thomas's leaf monkey.
Dengan nama latin Presbytis thomasi, kedih juga memiliki berbagai nama lokal, seperti reungkah di Aceh, lutung rangka, bodat, dan kek kia.