Lubang kecil serukuran ban mobil itu dulunya berfungsi sebagai lubang pengintaian oleh tentara Jepang ke arah kota Bukittinggi. Dengan ukurannya yang diperluas kini jadi pintu masuk ke dalam goa.
Sejauh 35 meter ke dalam ada 6 goa amunisi. Keenam terowongan ini saling terhuhung.
Lubang Jepang ini digali dengan cangkul, pahat, dan linggis oleh warga pribumi yang dijadikan romusha oleh Jepang. Ada ribuan romusha yang mati, dikuburkan massal di dalam goa dan ada juga yang dibuang melalui lubang yang tembus dari goa ke jurang dan sungai-sungai di lembah ngarai Sianok.
Oleh sebab itu ada juga terowongan yang difungsikan oleh Jepang di dalam goa ini sebagai pintu pelarian. Ujung terowongan itu tembus ke ngarai Sianok.
Seolah satu bukit ini telah dijadikan menjadi bunker pertahanan yang sulit ditembus oleh Jepang pada masa penjajahan itu. Lorong-lorong terowongan Lubang Jepang berada 40 meter di bawah tanah dan sekitar 40 meter di atas dasar jurang ngarai Sianok.
Menurut penjelasan pemandu tour ini, sisa-sisa senjata yang ditemukan di dalam lubang Jepang ini sudah disimpan di museum. Sepanjang lorong goa terlihat lekuk-lekuk yang menjorok ke dalam dengan jarak teratur antar lekuk pada dinding goa, katanya itu dimaksudkan agar suara tidak bergema di dalam goa.