"Selamat pagi, Kak."
"Maaf, semalam aku ketiduran."
"Hari ini jam berapa bisa kami antar ke klinik, Kak?" tanyaku.
"Kalau bisa jam 7.30 sebelum aku berangkat ke kantor. Atau nanti jam 9 ketika anggota sudah di tempat, Dek" balasnya.Â
Kami lalu mengantarkan Bruno ke klinik pada pukul 9 pagi. Ini pengalaman pertama kami mengantar hewan peliharaan ke klinik kesehatan hewan.
Klinik yang berada di pinggiran kota Kabanjahe ini tidak terlalu besar. Tapi layaknya klinik yang diperuntukkan bagi manusia, ada banyak lemari yang memajang berbagai bahan obat-obatan, bahan-bahan makanan, dan berbagai pernak-pernik untuk keperluan berbagai jenis hewan peliharaan begitu kita masuk ke ruang depan klinik itu.
Di bagian belakang ada ruang perawatan. Bahkan ada juga ruang untuk rawat inap berbagai jenis hewan peliharaan yang membutuhkan perawatan intensif hingga harus diinapkan.
Bruno yang lemah segera dibaringkan di atas ranjang perawatan hewan. Setelah diukur suhu tubuhnya dan diperiksa secukupnya oleh tenaga medis, sang dokter hewan menyuntikkan sekitar tiga suntikan obat ke tubuh Bruno.
Mungkin karena terlalu lemah tidak ada sedikitpun perlawanan dari Bruno yang biasanya langsung menyalak bila ada di sekitar orang asing. Karena tidak mau makan apalagi memakan obat lewat mulut maka Bruno diinfus dan atas saran dokter maka Bruno kami inapkan di klinik itu.