Akibat beberapa rumah yang tidak lagi penuh ditempati, maka beberapa bagian interior rumah adat sudah tidak utuh lagi, bahkan ada yang sudah mulai lapuk.Â
Asap yang dihasilkan dari proses aktivitas menggunakan api di dalam rumah, berperan besar dalam menjaga daya tahan bahan-bahan bangunan dari rumah yang berdiri tegak tanpa menggunakan sebuah paku pun pada setiap bagiannya.
Fungsi paku digantikan oleh pasak dari kayu pada rumah ini. Namun, arsitektur indah ini secara ajaib tampil dalam detail bangunan, mulai dari kaki-kakinya, lantai, dinding, pintu, jendela, atap, bagian interior, dengan berbagai ukiran dan pahatan yang indah dan penuh makna.
Sementara itu, Anggi menjelaskan bahwa setiap tingkatan para mempunyai fungsi tersendiri. Secara berurutan mulai dari tingkat paling bawah, adalah para kitik, yang berfungsi untuk penyimpanan padi yang akan dijadikan benih.
Tingkatan selanjutnya adalah para tuhur, sebagai tempat menyimpan ranting-ranting kayu bakar yang akan digunakan untuk memasak.Â
Kemudian, para ganjang, yang digunakan sebagai tempat meyimpan ranting-ranting kayu bakar yang ukurannya lebih besar.
Menurut Fani, ada satu lagi ciri khas yang hanya dimiliki oleh Rumah Mbelin yang ditempati oleh pengulu Dokan.Â
Di rumah ini ada semacam perkakas kuno, berupa kudin, atau bisa dikatakan periuk atau kendi, yang dapat menghasilkan garam.Â
Namanya Sira Sendawa, tapi bentuk garamnya bukan berupa kristal-kristal, melainkan berbentuk agak memanjang menyerupai stalagmit atau stalagtit.