Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Our Dearest Sakura", Saat Sedang Sulit Jangan Melupakan Kelebihanmu

21 Mei 2020   03:04 Diperbarui: 21 Mei 2020   03:37 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.mydramalist.com/QNR54f.jpg

Siapa yang tidak pernah merasakan kejenuhan, kurang semangat, stress hingga mau menyerah dalam pekerjaan? Barangkali ada, tapi tampaknya hal-hal seperti itu akan selalu mewarnai suasana kerja. Kalau bukan kita, bisa saja rekan kerja kita.

Kita merasakan hal-hal seperti itu, bisa saja karena jenis pekerjaan yang tidak disenangi, rekan kerja, atasan atau bawahan yang tidak cocok, atau bisa juga karena masalah lain yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan, tapi mengganggu suasana hati dan semangat kerja kita. Ditimpa hal yang demikian, rasanya seperti menjadi seseorang yang ditinggalkan sendirian di lingkungan kerja.

Sebuah serial drama televisi yang berjudul "Our Dearest Sakura" atau "Doki no Sakura" dalam Bahasa Jepang, yang ditayangkan pertama kali oleh Nippon TV (NTV) pada tahun 2019, menceritakan bagaimana suasana seperti itu bisa hadir dan berhasil diatasi, yang terjadi di antara pegawai pada sebuah lingkungan kerja.

Serial drama yang berdurasi 60 menit ini, ditayangkan dalam 10 episode. Dibintangi oleh Takahata Mitsuki sebagai Kitano Sakura, Hashimoto Ai sebagai Tsukimura Yuri, Mackenyu sebagai Kijima Aoi, Ryusei Ryo sebagai Shimizu Kikuo, dan Okayama Amane sebagai Doi Rentaro.

Sakura, adalah seorang gadis yang sangat bersemangat dan pantang menyerah. Ia berasal dari sebuah pulau terpencil dan mencari pekerjaan di Tokyo. Pada musim panas tahun 2009, Sakura diterima bekerja di "Hanamura", sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang konstruksi.

Karena mimpinya adalah membangun gedung atau bangunan yang bisa membahagiakan orang, maka Sakura pun tampak sangat bahagia kala mengambil foto bangunan-bangunan di sepanjang jalan setiap kali ia pergi bekerja. Salah satu mimpinya adalah membangun sebuah jembatan di pulau tempatnya berasal.

Dalam sebuah program pelatihan bagi pegawai baru, para peserta pelatihan diminta untuk membuat sebuah desain bangunan dalam kerja kelompok. Sakura yang datang dengan mimpi besar dari pulau terpencil, membuat rancangan desain jembatan. Dia banyak mendapat bantuan untuk membuat desain jembatan itu dari Rentaro, rekan kerjanya yang sama-sama baru diterima.

Setelah pelatihan itu, setiap pegawai baru ditugaskan pada divisi tertentu. Sakura ditugaskan pada divisi personalia. Sementara, Rentaro ditempatkan pada divisi desain.

Kitano Sakura setiap hari tampak bersemangat. Mengerjakan setiap hal dengan teliti. Baginya mengerjakan setiap hal harus dengan sepenuh hati. Oleh sebab itu, dia tampak mampu melihat hal-hal yang sering kali luput dari perhatian orang lain. Seolah kepentingan perusahaan pun menjadi urusan personal baginya.

Pada suatu hari, sesaat setelah menempuh perjalanan yang penuh dengan berfoto ria, sesampainya di kantor, bosnya memberikan tugas untuk melakukan survei kesehatan mental bagi pegawai. Sakura menanyakan untuk apa perusahaan mengurusi pendapat pegawai tentang kesehatan mental. Kata bosnya, karena tidak ada orang yang mau sendirian.

Seperti biasanya, Sakura mengerjakan tugas dengan bersemangat. Ia mulai dari para pegawai yang tidak mengembalikan lembaran kuesioner. Ada yang merasa terganggu saat ditagih untuk mengembalikan lembaran kuesioner itu, ada juga yang usil menggodanya, dan ada juga yang benar-benar marah.

Namun, Sakura tidak menyerah. Ia bahkan mewancarai langsung pegawai-pegawai yang malas mengisi pertanyaan-pertanyaan, mengaku karena sibuk. Namun, begitu ada kepentingan yang lain saat dipanggil atasannya, mereka langsung mengaku tidak sedang sibuk.

Bagi pegawai yang suka usil menggoda pun, Sakura berlaku profesional. Ia bahkan tampak berlaku sangat kaku, hingga keusilan itu lewat saja seperti angin lalu. 

Ia tekun mengisi kolom-kolom isian di lembar kuesioner itu sesuai jawaban respondennya. Sementara si responden entah sedang serius atau dimabuk asmara.

Bahkan, ketika Rentaro yang bekerja di divisi desain dengan tegas mengaku bahwa tidak perlu mewawancarainya, karena perusahaan tidak peduli dengan kesehatan mental karyawan selain untuk penilaian mereka sendiri, Sakura tetap tidak mundur bahwa kuesioner itu harus diisi. Sakura meninggalkan lembar kuesionernya untuk dia tagih kemudian esok hari.

Keesoakan harinya, Sakura benar-benar menunggu Rentaro di depan pintu gedung kantor, karena telefon dan pesan elektroniknya perihal lembaran kuesioner kesehatan mental pegawai itu tidak dibalas oleh Rentaro.

Rentaro Doi, yang bekerja di divisi desain kurang disenangi oleh rekan kerja dan atasannya. Oleh sebab itu Rentaro lebih sering sendirian. Makan siang bersama rekan-rekannya sering dia lewatkan, sebab dia merasa rekan-rekannya pun seperti merendahkannya.

Ia sudah dua kali gagal ujian sertifikasi arsitek. Yang kedua kali, ia bahkan gagal untuk ikut ujian, karena perubahan jadwal ujian dirahasiakan oleh atasannya, Tuan Takeda. Bahkan atasannya ini sudah berencana untuk memecatnya karena dianggap tidak bisa bekerja sama.

Lengkaplah sudah tekanan mental bagi Rentaro. Perasaan tertolak oleh rekan kerja dan atasan, serta rasa rendah diri dengan kelemahannya sendiri, membuatnya merasa seperti tidak berharga, disingkirkan diam-diam, serta membuatnya ingin marah dan mengamuk. Semua itu disaksikan oleh Sakura yang tetap datang menagih lembar kuesioner kesehatan mental yang ditugaskan kepala divisi personalia itu.

Sakura yang mencoba meredam amukan Rentaro ke rekan-rekan dan atasannya, menyebabkan tangannya sendiri yang terluka oleh pisau silet yang digenggam Rentaro. Merasa menyesal dan malu, Rentaro berlari meninggalkan Sakura yang sedikitpun tidak tampak marah. Malahan ia penasaran dengan kasus kesehatan mental yang ada di divisi desain ini, khususnya pada diri Rentaro.

Ayah Rentaro pernah menjadi petinggi perusahaan blue-chip. Namun, ia memilih untuk berhenti dari perusahaan dan menjalani hal yang disukainya dengan menjadi penjual mie ramen. 

Sementara itu, ibunya tampaknya lebih suka untuk mewujudkan keinginan suaminya daripada berdebat dengannya. Sedangkan, adiknya seharian makan ramen sambil sesekali mengantarkan pesanan. Keluarga Rentaro memiliki sebuah kedai ramen, namanya "Doi Ramen".

Itulah sebabnya Rentaro bertekad tidak pernah mau makan ramen. Dia merasa kecewa dengan keluarganya yang puas dengan hanya menjadi penjual ramen. Dia mau segera pindah ke rumahnya sendiri. Oleh sebab itulah dia sangat terobsesi mengerjakan rancangannya, desain kawasan besar Yamaguchi.

Namun, faktanya Rentaro yang tidak mampu mengalahkan dirinya sendiri dan lebih melihat kelemahannya dari pada kelebihannya sendiri, malah mendapati dirinya sendiri tertolak. Ia bukan orang penting dan bahkan tidak dibutuhkan di pekerjaannya.

Sakura yang belum berhasil mendapatkan jawaban kuesionernya, hampir setiap hari membujuk Rentaro, yang sudah berhari-hari tidak masuk kerja, dan menurut pengakuan orang tuanya bahkan berniat tidak akan kembali lagi ke Hanamura, untuk mempertimbangkan lagi sikapnya ini dan kembali bekerja. 

Namun, Rentaro berkeras sambil menghardik bahwa ia tidak membutuhkan sikap baik Sakura, yang seolah-olah membuatnya sebagai orang yang dibutuhkan.

Suatu hari Sakura mengajak Yuri, Aoi, dan Kikuo, ke rumah Rentaro untuk membujuknya kembali bekerja. Walaupun teman-temannya ini pada awalnya heran dengan sikap kukuh Sakura yang membuat masalah ini tampak menjadi urusan personal, pada akhirnya mereka tergugah dengan sikap teguh Sakura dan mau membujuk Rentaro.

Namun, Rentaro tidak bergeming dari keputusannya bahwa ia tidak akan kembali dan menganggap sikap teman-temannya ini adalah sebuah kepura-puraan. Bahwa sebenarnya tidak ada yang membutuhkan kehadirannya.

Ia bilang bahwa ia tidak akan mau membuat desain bangunan lagi. Kemudian melemparkan desain kawasan besar Yamaguchi keluar kamar dan menutup pintunya.

Sakura yang sangat sabar pun bahkan mengumpat kecil dengan sikapnya ini. "Ya sudah, busuklah kau di kamarmu itu dengan internetmu, dan tidak usah lagi membuat desain apa-apa", umpatnya kecil.   

Namun bukan Sakura namanya kalau mudah menyerah pada kedaan. Suatu hari, Rentaro dikabari oleh Yuri agar segera datang ke kantor, karena akan ada pertengkaran hebat, sebab Sakura akan melabrak Tuan Takeda yang mencurangi Rentaro sehingga tidak bisa ikut ujian.

Benar saja. Sakura memperlihatkan desain kawasan besar Yamaguchi yang sebelumnya akan dipakai Rentaro dalam ujian sertifikasi yang dimajukan jamnya, tanpa diberitahukan ke Rentaro oleh Tuan Takeda.

Sakura meminta kepada Tuan Takeda untuk mempertimbangkan lagi sikapnya untuk tetap mempertahankan Rentaro bekerja di divisi desain. Sakura menunjukkan desain itu sudah banyak diperbaiki sesuai catatan-catatan kelemahan yang diberikan.

Rekan-rekan kerjanya yang ada di divisi personalia, penjualan, keuangan, Kakuo, Yuri, dan Aoi telah menambahkan desain untuk ventilasi, tampilan yang lebih modis dan desain fungsional utilitas yang lain untuk melengkapi fungsi dan mempercantik bangunannya.

Dihadapan Tuan Takeda, Sakura mengatakan bahwa desain Rentaro merangsang pikiran dan banyak ide banyak orang. "Tidak peduli seberapa banyak keluhan dan kesalahan atas hasil kerjanya, ia tidak pernah mau menyerah. Itu adalah kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang desainer yang hebat. Dia hanya perlu dibantu supaya tidak lebih tunduk kepada kelemahannya daripada kelebihannya", kata Sakura membela Rentaro yang tidak disadarinya telah ikut menyaksikan semua drama ini.

Tanpa dikomando, Rentaro mendekati rekan-rekan dan atasannya yang berdebat dengan Sakura. Bukan untuk marah-marah sebagaimana biasanya ketika ia merasa dikecilkan, dihina, ditertawakan dan diremehkan. Kali ini Rentaro membungkuk dalam dan meminta maaf kepada rekan-rekan dan atasannya.

Semua orang terkejut. Rentaro yang berkepala batu dan tidak bisa dinasihati kali ini membungkuk merendahkan dirinya sangat dalam.

Rentaro mengaku, bahwa keteguhan hati Sakura kepada mimpinya untuk membuat bangunan yang bisa membuat orang lain bahagia dan semangat kerja kerasnya, telah mempengaruhinya dan memberinya semangat untuk berusaha tidak lagi sulit diajak bekerjasama dan lebih bisa mendengarkan pendapat orang lain.

Mimpi Rentaro adalah membuat bangunan sebagai tempat dimana semua orang bisa belajar hidup, setelah mendapatkan persetujuan dari Sakura. Ia teringat nasihat Sakura kepada dirinya bahwa "Saat sedang sulit jangan melupakan kelebihanmu".

Terkadang dalam pekerjaan kita, kita yang sering merasa bahwa kita adalah orang yang tidak dibutuhkan, tidak penting bahkan sering dijadikan bahan tertawaan, sebenarnya membenamkan potensi dan kelebihan diri kita sendiri. Kenyataan bahwa kali ini kita gagal, seperti kata pepatah hanyalah kesuksesan yang tertunda.

Sakura dengan geram bahkan berusaha memotivasi Rentaro yang merasa gagal, dengan mengatakan bahwa pembuat peta Jepang pun baru berhasil menyelesaikan peta itu pada usia 50 tahun. 

Sementara itu, pembuat Anpanman berhasil menciptakan karakter superhero ini pada usia 55 tahun. "Saat merasa dirimu rendah dan menjadi sangat kecewa, ingatlah semua hal baik", begitu kata Sakura.

Anpanman (sumber: http://www.dreamers.id/img_editor/39989/images/anpanman%201.jpg)
Anpanman (sumber: http://www.dreamers.id/img_editor/39989/images/anpanman%201.jpg)
Anpanman adalah tokoh utama dalam serial buku bergambar yang diciptakan oleh kartunis Jepang bernama Takashi Yanase. Serial ini kemudian dibuat ke dalam bentuk kartun animasi dan telah ditayangkan di NTV Jepang sejak tahun 1988, serta populer di Korea pada tahun 1990-an.

Ide menciptakan karakter Anpanman sendiri berasal dari pengalaman Takashi selama Perang Dunia II. Kala perang itu, dia sering kali mengalami kelaparan dan setiap kali merasa lapar, dia selalu terbayang roti anpan.

Anpanman digambarkan sebagai manusia roti kacang merah dan merupakan sosok pahlawan terlemah di dunia. Dia tidak memiliki kekuatan super seperti Batman atau Superman, tapi merupakan pahlawan baik yang membantu mereka yang membutuhkan dengan memberi bagian dari kepalanya yang terbuat dari roti kacang merah kepada mereka yang lapar.

Anpanman adalah pahlawan yang selalu dekat dan tetap di sisi orang-orang untuk waktu yang lama. Begitu pun dengan kita. Untuk mengatasi rasa jenuh, kurang semangat, stress hingga perasaan mau menyerah dalam pekerjaan, kita membutuhkan rekan kerja yang mau memberi waktu, pikiran dan perhatiannya secara tulus, bukan sekadar saja apalagi pura-pura.

Referensi:

https://mydramalist.com/39603-doki-no-sakura

http://hiburan.dreamers.id/article/73185/melihat-lebih-dalam-makna-lagu-bts-anpanman-yang-punya-pesan-tulus-nan-inspiratif

https://id.wikipedia.org/wiki/Takashi_Yanase

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun