Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Our Dearest Sakura", Saat Sedang Sulit Jangan Melupakan Kelebihanmu

21 Mei 2020   03:04 Diperbarui: 21 Mei 2020   03:37 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.mydramalist.com/QNR54f.jpg

Namun, Sakura tidak menyerah. Ia bahkan mewancarai langsung pegawai-pegawai yang malas mengisi pertanyaan-pertanyaan, mengaku karena sibuk. Namun, begitu ada kepentingan yang lain saat dipanggil atasannya, mereka langsung mengaku tidak sedang sibuk.

Bagi pegawai yang suka usil menggoda pun, Sakura berlaku profesional. Ia bahkan tampak berlaku sangat kaku, hingga keusilan itu lewat saja seperti angin lalu. 

Ia tekun mengisi kolom-kolom isian di lembar kuesioner itu sesuai jawaban respondennya. Sementara si responden entah sedang serius atau dimabuk asmara.

Bahkan, ketika Rentaro yang bekerja di divisi desain dengan tegas mengaku bahwa tidak perlu mewawancarainya, karena perusahaan tidak peduli dengan kesehatan mental karyawan selain untuk penilaian mereka sendiri, Sakura tetap tidak mundur bahwa kuesioner itu harus diisi. Sakura meninggalkan lembar kuesionernya untuk dia tagih kemudian esok hari.

Keesoakan harinya, Sakura benar-benar menunggu Rentaro di depan pintu gedung kantor, karena telefon dan pesan elektroniknya perihal lembaran kuesioner kesehatan mental pegawai itu tidak dibalas oleh Rentaro.

Rentaro Doi, yang bekerja di divisi desain kurang disenangi oleh rekan kerja dan atasannya. Oleh sebab itu Rentaro lebih sering sendirian. Makan siang bersama rekan-rekannya sering dia lewatkan, sebab dia merasa rekan-rekannya pun seperti merendahkannya.

Ia sudah dua kali gagal ujian sertifikasi arsitek. Yang kedua kali, ia bahkan gagal untuk ikut ujian, karena perubahan jadwal ujian dirahasiakan oleh atasannya, Tuan Takeda. Bahkan atasannya ini sudah berencana untuk memecatnya karena dianggap tidak bisa bekerja sama.

Lengkaplah sudah tekanan mental bagi Rentaro. Perasaan tertolak oleh rekan kerja dan atasan, serta rasa rendah diri dengan kelemahannya sendiri, membuatnya merasa seperti tidak berharga, disingkirkan diam-diam, serta membuatnya ingin marah dan mengamuk. Semua itu disaksikan oleh Sakura yang tetap datang menagih lembar kuesioner kesehatan mental yang ditugaskan kepala divisi personalia itu.

Sakura yang mencoba meredam amukan Rentaro ke rekan-rekan dan atasannya, menyebabkan tangannya sendiri yang terluka oleh pisau silet yang digenggam Rentaro. Merasa menyesal dan malu, Rentaro berlari meninggalkan Sakura yang sedikitpun tidak tampak marah. Malahan ia penasaran dengan kasus kesehatan mental yang ada di divisi desain ini, khususnya pada diri Rentaro.

Ayah Rentaro pernah menjadi petinggi perusahaan blue-chip. Namun, ia memilih untuk berhenti dari perusahaan dan menjalani hal yang disukainya dengan menjadi penjual mie ramen. 

Sementara itu, ibunya tampaknya lebih suka untuk mewujudkan keinginan suaminya daripada berdebat dengannya. Sedangkan, adiknya seharian makan ramen sambil sesekali mengantarkan pesanan. Keluarga Rentaro memiliki sebuah kedai ramen, namanya "Doi Ramen".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun