Rekan-rekan kerjanya yang ada di divisi personalia, penjualan, keuangan, Kakuo, Yuri, dan Aoi telah menambahkan desain untuk ventilasi, tampilan yang lebih modis dan desain fungsional utilitas yang lain untuk melengkapi fungsi dan mempercantik bangunannya.
Dihadapan Tuan Takeda, Sakura mengatakan bahwa desain Rentaro merangsang pikiran dan banyak ide banyak orang. "Tidak peduli seberapa banyak keluhan dan kesalahan atas hasil kerjanya, ia tidak pernah mau menyerah. Itu adalah kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang desainer yang hebat. Dia hanya perlu dibantu supaya tidak lebih tunduk kepada kelemahannya daripada kelebihannya", kata Sakura membela Rentaro yang tidak disadarinya telah ikut menyaksikan semua drama ini.
Tanpa dikomando, Rentaro mendekati rekan-rekan dan atasannya yang berdebat dengan Sakura. Bukan untuk marah-marah sebagaimana biasanya ketika ia merasa dikecilkan, dihina, ditertawakan dan diremehkan. Kali ini Rentaro membungkuk dalam dan meminta maaf kepada rekan-rekan dan atasannya.
Semua orang terkejut. Rentaro yang berkepala batu dan tidak bisa dinasihati kali ini membungkuk merendahkan dirinya sangat dalam.
Rentaro mengaku, bahwa keteguhan hati Sakura kepada mimpinya untuk membuat bangunan yang bisa membuat orang lain bahagia dan semangat kerja kerasnya, telah mempengaruhinya dan memberinya semangat untuk berusaha tidak lagi sulit diajak bekerjasama dan lebih bisa mendengarkan pendapat orang lain.
Mimpi Rentaro adalah membuat bangunan sebagai tempat dimana semua orang bisa belajar hidup, setelah mendapatkan persetujuan dari Sakura. Ia teringat nasihat Sakura kepada dirinya bahwa "Saat sedang sulit jangan melupakan kelebihanmu".
Terkadang dalam pekerjaan kita, kita yang sering merasa bahwa kita adalah orang yang tidak dibutuhkan, tidak penting bahkan sering dijadikan bahan tertawaan, sebenarnya membenamkan potensi dan kelebihan diri kita sendiri. Kenyataan bahwa kali ini kita gagal, seperti kata pepatah hanyalah kesuksesan yang tertunda.
Sakura dengan geram bahkan berusaha memotivasi Rentaro yang merasa gagal, dengan mengatakan bahwa pembuat peta Jepang pun baru berhasil menyelesaikan peta itu pada usia 50 tahun.Â
Sementara itu, pembuat Anpanman berhasil menciptakan karakter superhero ini pada usia 55 tahun. "Saat merasa dirimu rendah dan menjadi sangat kecewa, ingatlah semua hal baik", begitu kata Sakura.
Ide menciptakan karakter Anpanman sendiri berasal dari pengalaman Takashi selama Perang Dunia II. Kala perang itu, dia sering kali mengalami kelaparan dan setiap kali merasa lapar, dia selalu terbayang roti anpan.