Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ruang Waktu Kanz

10 Maret 2019   22:17 Diperbarui: 12 Maret 2019   20:40 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi umurku masih anak-anak, butuh lebih dari tiga ratus tahun agar aku bisa dianggap lebih dewasa dan bisa menikahi salah satu wanita yang kudambakan. 

Aku sudah meminta izin pada Buya Makarim untuk mendekati Khayyrul Amalu, santri baru yang umurnya masih enam belas tahun, mengajinya pun pandai sekali. Aku menyukainya. Semoga kau tak keberatan.

Tertanda Abdullah Kanz Sahabatmu. 

Air mata Aariz mengalir membasahi pipi dan tetesannya nampak jelas di permukaan papan ketik, diusapnya lembut tetesan air hingga pemukaan berhuruf itu separuhnya membasah.

Di sudut kamar, Kanz mengamati tingkah sahabatnya. Ia pun terluka dalam, tapi perpisahan adalah jalan keluar terbaik. Aariz dan dirinya memiliki ruang dan waktu yang jauh berbeda.

Bandung, 10 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun