Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Langit pun Bertabik, Pak Guru! (2)

25 November 2018   11:48 Diperbarui: 25 November 2018   12:28 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Nana dan Fitria berkomunikasi dengan memakai tulisan. Nana bertanya seperti biasa, Fitria menjawabnya dengan tulisan. Unik juga. 

Setelah tujuh jam perjalanan, Bis Marina Jaya tiba di terminal Kampung Rambutan. Nana berharap perjalanan selanjutnya tidak memakan waktu lama. Alamat yang di tuju Karang Anyar, Jl. A Jakarta Pusat. 

Beruntung sekali, Nana dengan mudah menemukan rumah yang dituju. Rumah berpagar besi berwarna hitam nampak paling besar diantara sederetan rumah kecil yang tak beraturan letaknya.

"Bapak sudah lama berpulang, tujuh tahun lalu." Jawab seorang ibu muda berumur tiga puluh tahunan. 

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun..." Nana berucap pelan sambil menundukkan mukanya. 

"Saya Wening, anak tertua Bapak Karta. Sepanjang pengetahuan saya, bapak tak pernah bilang apa-apa tentang janji atau teman bapak bernama Rahmat Rochimat." Sahut Wening sambil berusaha mengingat kembali kejadian bertahun silam. 

"Sudahlah, apapun yang terjadi, saya anak tertuanya sudah memberikan saksi bahwa janji bapakmu sudah dipenuhi." Wening berusaha menenangkan perasaan tamunya. 

Wening menghargai perjuangan Nana hingga sampai kemari. 

"Adakah yang hendak disampaikan lagi? Atau keperluan lain?" Tanya Wening sambil mempersilakan Nana minum teh yang baru saja dihidangkan.

Nana hanya menggelengkan kepala. Ia berharap Bu Wening benar. Janji ayahnya telah dilunasi. 

Nana berterima kasih dan berpamitan. Ia menitipkan alamatnya pada Bu Wening agar bisa menghubunginya, siapa tahu beliau berubah pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun