Sementara dalam KTT G20, Indonesia kembali menunjukan kebolehannya mengemas KTT dengan lebih luwes dan berbau tradisi khas Indonesia.
Bali, sebagai lokasi KTT G20 berlangsung dikenal sebagai tempat yang kental dengan keluhuran budaya.
Budaya Bali sangat terkenal di dunia Internasional. Segala bentuk tradisi Bali memiliki keunggulan tersendiri dalam kacamata dunia.
Pada jamuan makan malam peseta KTT G20, laman kompas.com menuliskan bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, menu yang disajikan adalah makanan khas dari penjuru Nusantara.
Hidangan pembukanya adalah salad hingga rujak bumbu Bali, kemudian sajian kepiting dengan bumbu khas Manado, Sulawesi Utara.
Makanan utamanya sendiri adalah sajian aneka makanan dengan balutan bumbu khas Nusantara, yakni daging sapi Wagyu khas dari Lampung dan dibumbui rendang khas Sumatra Barat.
Singkong, kentang, wortel muda khas Likupang, asparagus saus kunyit Bali turut disajikan. Sebagai hidangan penutup adalah olahan coklat Aceh.
Disamping itu, tampilan kesenian yang memukau, disaksikan ribuan pasang mata warga dunia dinilai mampu mencairkan suasana diplomasi negara-negara peserta sekaligus mengenalkan lebih jauh tradisi Indonesia ke manca negara.
Perundingan KTT G20 diharapkan menghasilkan keputusan-keputusan penting ekonomi baik bagi peserta dan juga kepentingan global yang pengaruhnya melekat kepada mayoritas kehidupan masyarakat dunia.
Kita patut berbangga hati bahwa Indonesia selalu berupaya menjadi tuan rumah yang baik dalam perhelatan-perhelatan bangsa dunia.Â
Suatu kekhasan tradisi dan budaya masyarakat serta kemampuan segenap potensi kepemimpinan anak-anak bangsa yang layak menjadi kebanggaan.