Mengikuti standar tetap pemerintah yang berlaku seperti kurikilum tiga belas atau kurtilas hingga  kurikulum terbaru 2022 yaitu Kurikulum Merdeka berbasis Profile Pelajar Pancasila.
Suasana belajar bersama warga belajar sekolah kesetaraan, dibuat sesederhana mungkin serta penuh keriangan dan luwes.
Sesekali bernyanyi, ice breaking atau bermain game-game lucu dan menantang.
Kadang-kadang, materi pembelajaran disampaikan melalui cara-cara itu juga cara belajar lain yang menyenangkan.
Variasi belajarnya bisa banyak, sehingga tanpa warga belajar sadari bahwa ia sedang berproses memahami pelajaran. Beda jika belajar hanya dengan metode ceramah saja yang suka membuat bosan.
Dari keluwesan yang ditampilkan, saat itulah potensi dan bekal pengalaman hidup diutarakan serta dieksplor warga belajar, sehingga hal itu menjadi pelengkap keterhubungan antara materi belajar dan kecakapan hidup.
Pekerjaan rumah (PR) dalam proses pendidikan kesetaraan, menjadi pilihan dalam proses belajar.
Ya, PR itu pasti ada, hanya bentuk PR tidak selalu berupa penugasan tutor bagi warga belajarnya.
PR menjadi suatu kebutuhan warga belajar terutama saat warga belajar memilih pola belajar secara tutorial atau belajar mandiri diluar tatap muka di dalam kelas atau pertemuan dalam jaringan (daring).
Jadi, saat ada kebijakan di sekolah formal, siswa dibebaskan PR, warga belajar malah mencari PR.
PR dan Penjara