Mohon tunggu...
Tegar Fajar
Tegar Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Majalengka, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Fenomena Sosial Pada Kumpulan Puisi "Aku Ingin Jadi Peluru" Karya Wiji Thukul dengan Menggunakan Pendekatan Mimetik

12 Januari 2022   12:58 Diperbarui: 12 Januari 2022   13:17 2466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami harus angkat kaki

Karena kami adalah gelandangan

Pada kutipan diatas menggambarkan bahwa rakyat disana memiliki keinginan untuk memiliki rumah yang layak untuk dijadikan tempat tinggal, akan tetapi keadaan mereka yang serba susah bahkan hanya untuk sesuap nasi. Tak jarang mereka pun diusir karena bukannya tanah kepemilikan sendiri dan mereka harus pergi dan mencari tempat tinggal lain. Bahkan pada larik diatas Wiji Thukul menjelaskan bahwa mereka ini adalah seorang gelandangan.

3. Kemiskinan

Fenomena sosial kemiskinan terlihat jelas dalam puisi “Gumam sehari-hari” karya Wiji Thukul Ini. Tergambar pada kutipan berikut:

Diujung sana ada pabrik roti

Kami beli yang remah-remah

Karena murah

Disini menggambarkan tidak sanggupan seseorang untuk membeli roti yang enak  karena keterbatasan uang yang dimilikinya.  Sekalipun pabrik tersebut didekatnya dan ia merasakan bising dan limbahnya ia tetap tidak dapat merasakan rotinya.

Diujung sana ada tempat penyembelihan sapi

Dan kami kebagian bau kotoran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun