Hingga sebelum "terbawa "/terlena, "terlantar"  dan terlambat "tersadar", baik-baiklah menyikapi (Tangan) waktu yang "selalu terulur ia lewat jendela" (kesempatan dan pengalaman/persepsi yang kita alami sehari hari).
Adapun pesan khususnya, bahwa seorang mesti memanfaatkan waktu mudanya sebelum datang waktu tua. Juga memanfaatkan hidupnya (memandang lewat jendela) sebelum datang ajal (maut, si Tangan Waktu) yang  langsung menyergap dan menarik "leher baju" (harga diri dan  hidupmu).
Dari sini nampak pula bakat besar (saat itu, tahun 1959) kepenyairan Eyang dengan karya di atas, dan iapun telah betul-betul menjaga si " Tangan Waktu" dengan apa yang telah ia capai hingga ke usia 80 tahun kemarin// selamat jalan Eyang.
*Peminat studi kreativitas pada puisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H