Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ahok Membuat Pertamina Merugi?

27 Agustus 2020   14:50 Diperbarui: 27 Agustus 2020   15:59 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada juga penyebab lainnya, yaitu perang harga antara Arab Saudi Vs. Rusia sebagai sama-sama produsen utama minyak mentah dunia. Ini juga menyebabkan over supply minyak mentah secara global.

Nah, jadi, hukum pasar "supply and demand" sedang berlaku sekarang ini. Siapapun mereka hampir tidak akan bisa menolak kebenaran teori ini. Termasuk Ahok.

Benar, bahwa harga minyak mentah sekarang mulai pulih menjadi sekitar US$ 40 per barel. Namun,  harga minyak mentah pernah jatuh sampai 25 persen di sepanjang tahun ini dan bahkan sempat menyentuh angka minus.

Begitulah. Covid-19, suplai, perang harga benar-benar telah menyeret perusahaan-perusahan migas raksasa terjungkal.

Laporan-laporan kerugian ini jelas menjadi berita sangat buruk bagi industri hulu migas dunia khususnya industri migas tanah air. Apalagi, sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga melaporkan realisasi investasi di sektor migas pada paruh pertama tahun ini baru mencapai 5,6 milyar dolar AS dari rencana investasi sebesar 14,5 milyar dolar AS tahun ini - atau hanya sepertiganya.

Industri minyak dan gas di Indonesia benar-benar sedang menghadapi tantangan sangat berat. Selain kinerja buruk tersebut, seperti kita ketahui, produksi minyak nasional sedang turun saat ini, cadangan minyak juga turun bahkan hingga di bawah 4 miliar barel. Ini sangat ironis sebab investor dan kontraktor migas bisa menjadi kehilangan semangat dan minat berinvestasi dan beraktifitas di sektor hulu migas.

Sumber gambar: kompas.com
Sumber gambar: kompas.com
Namun, meski industri minyak dan gas di Indonesia sedang benar-benar menghadapi tantangan sangat berat, beberapa kalangan masih menilai dan meyakini bahwa investasi dan industri hulu migas tanah air masih prospektif. Apalagi, Pemerintah juga telah memberikan keleluasaan kepada investor untuk memilih bentuk dan kontrak bagi hasil dalam kegiatan migas.

Meski Ahok telah 'membuat' Pertamina merugi, tetapi harapan itu memang harus terus dinyalakan.

-Dihimpun dari beberapa sumber dan dokumen pribadi-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun