Tidak terasa sekitar pukul 13,25, konvoi empat kendaraan 4 WD memasuki kota atau mungkin lebih tepatnya Desa Ishkashim yang sepi. Kota kecil ini memiliki satu jalan utama tempat bank dan beberapa kantor pemerintahan. Di ujung jalan kami sempat berfoto dengan latar "I love Ishkashim," love nya kalau logo hati warna merah.
Kami segera mampir ke rumah megah berlantai dua yang disewakan untuk satu malam. Kamar saya bersama Pak Prayudi di lantai atas. Di dinding warna krem tampak plat alamat rumah dalam aksara kiril. Rizo Haerulloyev No 7. Â Rumah ini agak sedikit tersembunyi dari jalan raya dan di dekatnya ada sebuah stolovnaya atau warung tempat kami bisa berbelanja keperluan sehari hari. Saya sempat belanja kismis dan juga berbagai jenis cokelat lokal. Bu Mirna juga ikut berbelanja.
Kami memiliki waktu bebas siang sampai sore ini. Saya bersama mas Agus dan Maya jalan jalan sekalinya rumah.  Sebuah bangunan yang dari luar mirip gudang dengan tulisan Taraxonai Bahadur dengan warna  abu-abu menarik perhatian saya. Warung tadi juga ada di sini dan di sebelahnya adalah restoran tempat kami makan malam dan sarapan besok pagi. Dalam bahasa Tajik Taraxonai bermakna  restoran .
Di depannya ada sebuah papan besar bertuliskan aksara Kiril. Di bagian kanan bawahnya ada nama Emomali Rahmon. Nama Presiden Tajikistan sejak 1994. Â Tulisan ini ternyata memuji pencapaian pelabuhan negara setelah 35 tahun merdeka. Â
Bersama Bu Mirna dan Mas Kasan yang baru bergabung kami berjalan menuju ke arah selatan yaitu menuju sungai Amur Darya dan perbatasan Afghanistan. Namun jalan terus menurun dan sangat sepi. Tidak ada seorang pun yang lewat, yang ada hanya dua ekor anjing yang terlihat cukup galak. Akhirnya kamu balik kanan menuju ke jalan raya utama. Â
Di jalan utama ada Tajik Sodirat Bank (Bank Dagang Tajik) dan di dekatnya ada baliho besar dengan tulisan panjang dalam bahasa Tajik. Â Di sudut kanan bawahnya kembali ada nama Emomali Rahmon baliho ini berhias akan beberapa bendera merah putih hijau yang gagah berkibar.