Alex (mengangguk  sambil terus meneguk minumannya) : Oh yah besok pagi dari bandara aku mampir dulu ke kantor di Tungchung lalu pulang ke Tsing Yi.
Bab 2. penerbangan Cx 798 Jakarta -Hongkong
Pesawat baru saja push back dan kemudian perlahan-lahan taxi menuju landasan pacu 25 L.
Hendrik duduk di barisan kursi paling belakang di kelas bisnis . Â Ada beberapa kursi yang kosong di kabin.
Dia menyandarkan kepala di jendela sambil memandang  lampu lampu di bandara ketika akhirnya pesawat pun tinggal landas.
Tidak terlalu banyak kegiatan dalam pesawat terutama karena penerbangan malam sampai dini  hari ini lebih banyak digunakan penumpang untuk beristirahat dan sebagian besar penumpang melanjutkan penerbangan ke mainland China atau bahkan Amerika .
Semenjak marak demo pro demokrasi di Hongkong jumlah penumpang memang jarang penuh.
Selepas tinggal landas  awak kabin mulai melayani penumpang dengan minuman , makanan kecil dan dilanjutkan dengan supper.
Hendrik tidak bisa tidur hingga Ia memutuskan berjalan jalan meluruskan kaki ke bagian tengah dan belakang pesawat yaitu di kelas ekonomi . Kebetulan disinilah Alex duduk .
Namun ketika sedang berjalan di aisle tiba-tiba saja kapten menghidupkan lampu seat belt dan mengumumkan agar seluruh penumpang segera duduk, dan bahkan semua awak kabin diminta segera menghentikan pelayanan dan kembali ke tempat masing -masing dikarenakan pesawat akan melewati daerah turbulensi yang cukup hebat.
Hendrik akhirnya duduk di deretan kursi nomor dua paling belakang yang kebetulan kosong, mengencangkan tali pengaman  ketika pesawat tiba -tiba saja berguncang hebat. Seorang pramugari yang sedang berjalan kembali ke tempat duduknya secara terpaksa duduk di kursi di samping Hendrik dan segera mengencangkan seat belt juga.
Hendrik (menampilkan wajah senang dan ramah) : What a turbulence.!
Pramugari (sambil tetap tersenyum manis) . Ini lumayan guncangannya. Boleh saya sementara duduk disini. Kapten juga menyuruh kami duduk dan menghentikan layanan .