Â
Berselang dari saat itu, dia menghilang tertelan bumi. Atau ia mati sebelum aku membunuh diriku sendiri dengan jarum jam ini, memaksanya agar terus berputar.Â
Dan pada saat senja menyapa, dia datang kembali.Â
"Apakah kau masih ingat dengan janjiku?"
"Apa yang kau janjikan padaku?"Â
Beribu tanya terlukis di dalam kelopak matanya.
"Aku pernah berjanji memperjuangkan perasaanku padamu, menghapus kecewa pada dirimu."
"Lantas, apakah kau sudah membuktikan ucapanmu tadi?"
Pertanyaan itu menamparku berkali-kali.Â
"Su ... sudah, tetapi kau menghilang bagai asap yang tertelan angin, mengudara menembus langit-langit."
"Tapi, maaf. Kau terlambat."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!