Senyum kembali terlukis pada mulutnya.
"Aku tak yakin jika  kau benar-benar pernah merasa kecewa."
"Kata-katamu itu seperti jaring yang menjebak ikan-ikan di laut sana."
"Hahaha... aku baru menemukan obat untuk rasa kecewaku ini sekarang, ada pada dirimu, sayang."
"Kenapa harus aku? Bukankah masih banyak wanita lain yang lebih daripada aku?"
"Semenjk kita bertemu, aku merasa sangat nyaman berada di sisimu. Dan jika hati ini menjadikanmu tujuan, aku bisa apa selain harus memperjuangkannya?"
"Jangan terlalu nyaman denganku, sama saja kau menggali kuburanmu sendiri."
"Aku akan tetap bertahan dengan kenyamananku, dan akan membuat hatimu itu luluh."Â
"Baik, buktikanlah!"
Â
***