Mohon tunggu...
Alonzo Jethro
Alonzo Jethro Mohon Tunggu... -

(nama samaran) kini menjalani studi filsafat di STF Driyarkara. Dengan prinsip hidupnya "Belajar tak kenal usai", ia mencoba menguak berbagai pertanyaan yang timbul seketika maupun yang sudah lama ingin diketahui sehingga dapat dijawab dengan akal yang diterima secara sehat. Pemuda Kristiani ini ingin mencoba menemukan kehendak Tuhan pula dalam hidupnya dan tak kenal lelah untuk melihat segala sesuatu sebagai "sentuhan" tangan Tuhan sendiri. Sebagai seorang yang ingin terus maju dalam hidupnya, Bahasa dan Psikologi adalah hal yang menjadi minat hidupnya. Info lebih lanjut... dapat ditanyakan melalui komentar Anda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rayakan Batik Indonesiaku!!!

4 Oktober 2010   16:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43 2666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alat-alat yang disebutkan di atas adalah yang digunakan pada proses membatik tulis. Sesuai perkembangannya, proses pembuatan batik tidak lagi hanya dilakukan dengan cara batik tulis. Selanjutnya, batik dibuat dengan cara cap-dengan menggunakan pola cetakan tertentu, sablon, printing-menggunakan mesin printer besar dalam pabrik, dan kombinasi-gabungan atau campuran dari berbagai teknik pembuatan batik.

Tahap-tahap Membuat Batik[9]


Proses pembuatan batik tulis melalui beberapa tahap. Berikut ini adalah tahap-tahap membuat batik.

1) Pencucian. Tahap pertama yang dilakukan dalam proses pembuatan batik adalah pencucian kain mori yang akan digunakan untuk membatik. Pencucian ini dilakukan dengan membilas kain mori dengan air bersih sehingga kotoran pada kain dapat terangkat dan kain menjadi tidak kaku.

2) Pengkanjian. Proses kedua adalah pengkanjian. Proses ini merupakan proses memberikan kanji kepada kain dengan melapisinya. Proses ini bertujuan untuk membuat kain menjadi lebih mudah untuk digambari motif batik.

3) Pengemplongan. Proses ini dilakukan dengan cara menggulung kain dan melipatnya. Kain yang sudah dilipat ini kemudian dipukuli dengan palu atau gada kayu. Tujuan dari proses ketiga ini adalah membuat kain yang akan dibatik menjadi tidak terlalu kayu dan juga tidak terlalu lemas.

4) Ngelowong. Ngelowong berasal dari bahasa Jawa yang artinya membiarkan/tidak mengisi. Maksudnya, kain mori dilapisi dengan malam sehingga tidak terisi dengan pewarna saat dicelupkan ke dalam cairan pewarna. Proses ini dilakukan dengan menggunakan canting yang berisi cairan malam panas dan menuangkan malam panas tersebut seturut motif batik yang telah digambari.

5) Nembok. Nembok adalah proses menutup bagian-bagian mori yang nanti akan berwarna putih. Bagian itu ditutup dengan malam khusus, sehingga zat pewarna yang pada proses selanjutnya akan diberikan tidak merembes ke bagian itu. Bagian putih inilah yang menjadi semacam warna polos atau dasar kain.

6) Medel. Medel adalah proses mewarnai mori yang telah diberi gambaran batik dengan zat pewarna. Zat pewarna, seperti telah dijelaskan terdahulu, ada banyak variasi warna dan jenisnya.

7) Ngerok. Proses ini adalah proses membuang bagian-bagian malam batik yang menempel pada mori setelah proses medel tadi. Proses ngerok atau membuang malam yang telah kering ini penting dan perlu dilakukan dengan teliti dan tekun karena bagian yang dikerok ini akan menjadi motif utama dalam batik[10]. Proses pengerokan ini biasanya menggunakan pisau biasa, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati agar kain batik tidak sobek.

8) Menyoga. Setelah proses pengerokan selesai, bagian yang telah dikerok tadi diwarnai dengan warna cokelat soga[11] (disogai). Proses ini merupakan proses yang paling banyak memakan waktu. Hal ini disebabkan oleh pengulangan penyogaan[12] dan penganginan[13].

9) Ngelorod. Ngelorod adalah proses membuang atau melepaskan seluruh malam batik yang menempel pada kain, pada proses akhir pembuatan batik. Proses melepaskan malam ini dilakukan dengan cara merebus kain yang sudah selesai diyoga pada tahap kedelapan tadi. Kain ini direbus agar malam meluruh (ngelorod) dan terlepas dari kain.

Motif Batik Jawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun