Kala itu ia bertemu dengan Rezy, pengusaha penyuplai kulit sapi, pada pameran UMKM yang diadakan Kementrian Perindustrian.
Perkenalan mereka berlanjut ke transaksi bisnis. Denny memesan kulit sapi sebanyak 50 lembar kepada Rezy. Dari pesanan pertama, Denny merasa puas dengan kualitas kulit sapi dari Rezy. Pesanan kulit meningkat seiring permintaan pelanggan aksesoris brand miliknya.
"Pak Denny, gimana kalau menanam saham aja di perusahaan kami? Selain mendapatkan bagi hasil, Pak Denny juga akan mendapat keuntungan karena mendapatkan kulit sapi dengan harga terbaik."
"Saya belum siap karena modalnya masih terpakai untuk perputaran usaha."
"Tak usah khawatir, Pak. Ada banyak bank yang bisa memberikan pinjaman. Bukankah bulan depan ada event nasional? Bulan berikutnya pameran internasional di Jepang. Jalan untuk memperkenalkan Dennia Leather hingga ke mancanegara terbuka lebar," ucap Rezy.
"Saya enggak berani, Pak."
"Bukankah kunci sukses pengusaha adalah sikap optimis? Masa Pak Denny gak yakin."
Denny terdiam beberapa saat, hingga akhirnya ia berkata, "Oke, nanti saya pertimbangkan."
***
Berhari-hari kemudian Denny membicarakan rencananya dengan sang istri. Namun, Kania tetap tidak menyetujuinya.
"Percayalah, Dek. Abang yakin kita bisa membayar cicilan dengan rutin."