Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Di Batas Waktu

25 Mei 2024   05:30 Diperbarui: 17 Juni 2024   10:57 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kala itu ia bertemu dengan Rezy, pengusaha penyuplai kulit sapi, pada pameran UMKM yang diadakan Kementrian Perindustrian.

Perkenalan mereka berlanjut ke transaksi bisnis. Denny memesan kulit sapi sebanyak 50 lembar kepada Rezy. Dari pesanan pertama, Denny merasa puas dengan kualitas kulit sapi dari Rezy. Pesanan kulit meningkat seiring permintaan pelanggan aksesoris brand miliknya.

"Pak Denny, gimana kalau menanam saham aja di perusahaan kami? Selain mendapatkan bagi hasil, Pak Denny juga akan mendapat keuntungan karena mendapatkan kulit sapi dengan harga terbaik."

"Saya belum siap karena modalnya masih terpakai untuk perputaran usaha."

"Tak usah khawatir, Pak. Ada banyak bank yang bisa memberikan pinjaman. Bukankah bulan depan ada event nasional? Bulan berikutnya pameran internasional di Jepang. Jalan untuk memperkenalkan Dennia Leather hingga ke mancanegara terbuka lebar," ucap Rezy.

"Saya enggak berani, Pak."

"Bukankah kunci sukses pengusaha adalah sikap optimis? Masa Pak Denny gak yakin."

Denny terdiam beberapa saat, hingga akhirnya ia berkata, "Oke, nanti saya pertimbangkan."

***

Berhari-hari kemudian Denny membicarakan rencananya dengan sang istri. Namun, Kania tetap tidak menyetujuinya.

"Percayalah, Dek. Abang yakin kita bisa membayar cicilan dengan rutin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun