Ghina memandang sosok mungil yang terlelap dalam buaiannya. Memandang wajah bayi perempuan ini selalu menghadirkan senyum di wajah cantiknya. Kebahagiaan memenuhi ceruk hati wanita yang baru melahirkan bayi mungil itu seminggu yang lalu.Â
Sempurnalah ia sebagai seorang wanita. Sungguh, hal ini membuatnya tak pernah berhenti bersyukur. Ia merasakan betapa besar nikmat dan karunia yang Allah limpahkan padanya.
Ghina beranjak dari ranjang untuk menaruh sang buah hati ke dalam boks bayi. Baru saja ia meletakkan putri kecilnya, pintu kamar diketuk. Segera ia menyambar kerudung kaus di sisi tempat tidur dan membuka pintu kamarnya. Seraut wajah teduh menyambutnya dengan senyum yang terukir manis.
"Umma, ayo, masuk!" sambut Ghina dengan wajah berseri.
"Kamu belum bersiap-siap?" tanya wanita yang dipanggil Umma. "Sudah ada tamu yang datang, loh."
"Iya, Ma. Tadi waktu mau ganti baju, Jihan bangun. Rupanya ia pipis dan lapar."
"Oh, ya, udah. Umma bawa Jihan keluar, ya," ucap wanita paruh baya itu sambil melangkah menuju boks bayi.
"Tapi, Jihan, kan, baru tidur."
"Di dekapan Umma, Jihan pasti tambah nyenyak tidur," dalih sang ibu yang sudah menggendong Jihan. "Kamu ganti baju, deh."
"Iya, Umma," jawabnya pasrah.